Beberapa pedagang tampak menggelar dan menawarkan dagangannya di Kawasan Monas. Beberapa pedagang bahkan datang dari beberapa kota yang terbilang jauh. Kuncinya adalah selalu mengikuti perkembangan informasi aksi agar tak tertinggal momen mendulang rupiah. Lantas bagaimana pedagang mendapatkan informasi aksi?
Seorang pedagang asal Bandung, Jawa Barat bernama Ade adalah salah satunya. Pria ini menjual pita bernuansa aksi yang biasa dipakai sebagai ikat kepala para peserta aksi. Ia mengaku mendapatkan informasi dari jaringan temannya sesama pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikFinance, ia bercerita, aksi-aksi semacam ini sering kali mendatangkan rupiah yang lumayan untuk menyambung hidup keluarganya di Bandung.
"Dapat infonya dari sesama pedagang musiman, jadi saya datang ke sini tiap ada aksi. Biasanya kita dapat info dari broadcast kalau mau ada aksi. Kalau nggak, biasanya juga pengajian-pengajian di Bogor, Purwakarta, di mana-mana kalau ada info kita jalan," kata dia, Jumat (11/5/2018).
Rustan menggelar lapak jualannya hanya dengan beralaskan karpet plastik tipis. Beberapa pin yang terbuat dari kuningan tampak menarik perhatian para aktivis muda yang ingin membeli atribut pin demo sebagai aksesoris pendukung aksi.
"Saya sudah biasa kalau ada aksi baru selalu ke sini, informasinya tau dari teman teman yang akan demo ini," kata dia.
Rustan yang biasa menjual atribut pin demo dengan harga Rp.10.000 bisa menjual sekitar 100 pin dalam satu kali aksi. Artinya Rustan bisa mendapatkan Rp 1 juta/ hari saat berjualan pin demo.
"Semua harganya Rp 10.000, kalau ramai bisa lebih dari 100, tapi kalau lihat sekarang kan nggak terlalu ramai ya paling banyak sekitar 50 an," kata dia. (dna/dna)