Bhima mengatakan, jika berkaca pada kejadian teror serupa beberapa waktu lalu, yakni di Mako Brimob, investor masih terlihat tenang dengan tidak kabur dari Indonesia.
"Kalau saya lihat beberapa kali kejadian contoh yang sebelum ini, kan kejadian kemarin Mako Brimob, itu dampaknya ternyata sangat kecil," katanya saat ditemui di Hotel Sofyan Inn, Tebet, Jakarta, Minggu (13/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya meyakini, sekalipun ada dampak negatif akibat teror bom ini, tidak akan berlangsung lama.
"Kemarin sinyal BI yang akan naiknya suku bunga acuan itu ternyata direspons positif tuh. Jadi sempat menahan aksi jual bersih dari investor asing ya. Jadi kesimpulannya ini temporer, nggak akan bertahan lama," jelasnya.
Hanya saja, untuk memberikan kepercayaan terhadap investor, pemerintah harus bergerak cepat menangani teror.
"Yang paling penting juga investor ke pasar juga melihat seberapa cepat aksi dari pemerintah untuk menangkap otak otak pelaku itu. Jadi semakin cepat, responsnya semakin cepat, kasusnya tutup, itu nanti kepercayaan investornya bakal balik lagi," lanjutnya.
Jika pemerintah lama dalam menangani kasus ini, yang terjadi adalah hal sebaliknya.
"Tapi statement tadi kan sudah cukup jelas ya dari beberapa TV, statement dari Kapolres juga cukup jelas 'kita akan tegas'. Nah statement-statement itu juga penting untuk men-drive bahwa Indonesia serius menangani terorisme," tambahnya.