Badan usaha di sini adalah konsorsium antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya(Persero) Tbk, dan Jaya Konstruksi.
"Pertimbangannya yang paling memungkinkan sekarang adalah AP. Jadi AP itu adalah kita dibayar berdasarkan ketersediaan layanan," kata Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang bangun adalah swasta atau badan usaha. Kemudian badan usaha itu tadi akan mengoperasikan asetnya, kemudian atas hasil operasi asetnya pemerintah membayar dengan nilai tertentu," lanjutnya.
Namun untuk pembagian besaran porsi pembiayaan antara tiga badan usaha di dalam konsorsium masih tahap pembahasan.
"Masih dalam pembicaraan untuk finalisasi," tambahnya.
Sebelumnya, Pundjung mengatakan panjang lintasan loop line ini kemungkinan mencapai 26 kilometer (km). Modal yang dibutuhkan sekitar Rp 500 miliar per km. Artinya dengan total panjang 26 km, butuh dana Rp 13 triliun.
"Panjangnya 26 km. Kalau kita, pada harga market itu kan untuk satu km kira-kira setengah triliun atau Rp 500 miliar lah. Tapi ini akan kita hitung lagi karena kita pakai banyak struktur portal. Istilahnya mengangkangi jalur eksisting" katanya.