Impor barang konsumsi tersebut, kata Enggar salah satunya untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa.
"Memang dari sisi konsumsi kenaikan itu saya melihat menjelang Lebaran kita masih bisa tolerir, karena terjadi peningkatan barang-barang konsumsi. Bulan depan kita harapkan sudah terkoreksi," kata Enggar di Komplek Istana, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan impor barang konsumsi itu, kata Enggar juga diimbangi dengan kenaikan impor bahan baku dan barang modal.
"Sekarang month to month ekspor kita lebih rendah. Cuma kalau bicara year on year, target saya kan 11% di atas tahun lalu, sekarang ini kenaikannya 9% dibandingkan tahun lalu. Masih 9%. Nah kalau dari sisi kenaikan barang modal itu kita sambut gembira dong," jelas dia.
Mengenai salah satu barang konsumsi yang diimpor oleh Indonesia adalah bawang putih. Enggar menegaskan bawang putih bukan menjadi kendala defisit neraca dagang di April 2018.
"Bawang itu rendah sekali, bawang putih itu US$ 48 juta dan itu sekian lama kita tahan. Waktu ditahan dimarahin, sekarang dikeluarin dimarahin lagi," tutur dia.