Dalam rangka meninjau pengerjaan proyek, Pelaksana Tugas (PLT) Walikota Makassar, Syamsu Rizal beserta seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, meninjau langsung ke area proyek pengerjaan PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), di Jalan Tol Layang A.P. Pettarani (Seksi III), di Jalan Jenderal Urip Sumuharjo, pada Rabu (16/5) siang.
Direktur Utama PT BMN Anwar Toha mengatakan, sampai saat ini pihak kontraktor telah melakukan serangkaian kegiatan menuju pembangunan proyek, yang di mulai di area Tol BMN seperti melakukan penebangan pohon sekitar Jalan Tol Layang dan pengerjaan pelebaran jalan di area pintu keluar Tol BMN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar Toha berharap, dukungan dari berbagai pihak terkait dalam hal ini pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, berbagai pihak pemilik utilitas, dan seluruh masyarakat Makassar untuk dapat mendukung pengerjaan proyek agar dapat berjalan sesuai rencana.
"Pihak perusahaan juga telah menyelesaikan seluruh perizinan yang berkaitan dengan pengerjaan proyek dan telah mendapatkan persetujuan dari berbagai instansi terkait dalam hal ini Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), izin lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait AMDAL dan juga perizinan dari pihak Bina Marga," kata Amin Toha.
Pembangunan ini juga ditujukkan sebagai penambahan lingkup Jalan Tol Ujung Pandang Seksi I & II (PT BMN), Jalan Tol Layang A.P. Pettarani (Seksi III) yang dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani.
"Jalan tol layang yang akan dibangun sepanjang 4,3 km ini, memiliki nilai investasi sekitar 2,2 triliun rupiah dengan masa kontruksi selama 22 bulan tanpa adanya pembebasan lahan," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta pembangunan tol layang Andi Pangerang (AP) Pettaran yang merupakan seksi 3 dari Jalan Tol Ujung Pandang, segera dimulai konstruksinya. Pasalnya, pembangunan proyek tersebut tak memerlukan pembebasan lahan.
Jalan tol layang dengan panjang 4,3 km ini memiliki nilai investasi lebih dari Rp 2 triliun. Konstruksi akan menggunakan desain kantilever (double decker) yang merupakan teknologi pertama di Indonesia dan ditargetkan selesai pada tahun 2020 dengan PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) selaku kontraktor.
"Pekerjaan konstruksi di perkotaan seperti ini harus dikerjakan 2 shift. Hari Sabtu dan Minggu harus tetap bekerja agar selesai dengan cepat sehingga tidak terlalu lama mengganggu arus lalu lintas," kata Basuki dalam keterangan resminya, pada Oktober 2017 lalu.
Jalan tol layang ini akan menghubungkan Maros - Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Jalan Tol Seksi I dan II - Jalan Andi Pangerang Petta Rani hingga ke Jalan Sultan Alauddin.
Tol Layang Makassar ini memiliki jalur off/on ramp di tiga titik yakni di Jalan Urip Sumiharjo, Jalan Boulevard, dan Jalan Sultan Aluddin.
Sementara, kendaraan dari arah Sultan Alauddin dapat melewati tol layang langsung ke bandara tanpa melewati jalur utama Pettarani. Diperkirakan, jalan tol layang ini mampu melayani hingga 45 ribu kendaraan dari arah tol Ir.Sutami saat beroperasi nanti di tahun 2020.