Setelah terjadinya pelemahan rupiah dalam beberapa bulan terkahir, penjual kaos jersey di Tanah Abang terkena imbasnya. Hal tersebut dikatakan Pedagang Grosir Jersey Dewanto. Pasalnya, ia mengaku semua jersey yang dijualnya merupakan barang impor yang dikirim dari Thailand.
"Karena impor, yang paling berasa karena selisih kurs," kata dia ditemui detikFinance di Lapaknya Lantai 3 Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (22/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar Rp 14.200, BI Dipanggil DPR |
Selisih kurs yang dimaksud mulai terasa ketika dolar AS masih di kisaran Rp 13.000-an hingga kini menjadi Rp 14.000-an.
Benar saja. Ambil contoh, untuk jersey dengan harga modal US$ 4. Saat kurs Rp 13.000, maka biaya modal untuk sepotong jersey adalah Rp 52.000, namun saat kurs olar AS menjadi Rp 14.000, maka harga modal sepotong jersey secara otomatis menjadi Rp 56.000.
Baca juga: Dolar AS Tinggalkan Level Rp 14.200 |
Dengan demikian, pedagang harus menghitung ulang harga jual jerseynya. Atau ambil alternatif lain dengan memangkas untung demi mempertahankan harga jual jersey agar tak ditinggal pelanggan.
"Dia (harga jersey) ngikutin kurs. Dari Rp 13.000, masih bisa untung. Tapi sejak dolar AS Rp 14.000-14.200 dia mulai harus nombok buat selisih kurs rupiah," tandas dia. (dna/dna)