Rupiah Loyo Hingga Birokrasi Tahan Geliat Bisnis Properti

Rupiah Loyo Hingga Birokrasi Tahan Geliat Bisnis Properti

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 23 Mei 2018 17:25 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pertumbuhan industri realestat di Jakarta tahun ini diproyeksi tumbuh moderat alias sama seperti tahun lalu. Demikian hasil riset properti DPD REI DKI Jakarta yang dilakukan terhadap para pengembang anggota REI DKI Jakarta pada kurun waktu Februari-April 2018.

"55 % Pengembang Anggota REI DKI Jakarta menyatakan bahwa kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan 34 % lainnya optimistis kondisi properti 2018 lebih baik," kata Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman dalam keterangannya, Rabu (23/5/2018).

Moderatnya pertumbuhan sektor properti disebut sangat terdampak oleh kebijakan pemerintah, yakni perpajakan, perizinan, suku bunga kredit. Khusus di DKI Jakarta perizinan masih menjadi tantangan tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Birokrasi adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi proses perijinan. Sebanyak 69% responden menyatakan lebih mudah memperoleh perizinan di luar DKI Jakarta dibandingkan dengan di DKI Jakarta.



"Kondisi properti saat ini memang sedang menghadapi tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), namun demikian pengembang dan pasar properti harus tetap optimis bahwa kondisi 2018 akan semakin membaik," kata Amran.

Sedangkan dari sisi Capital Expenditure (Capex), pada tahun 2018 ini sebanyak 33 % pengembang anggota REI DKI Jakarta membutuhkan Capex masing-masing antara Rp 100 sampai Rp 500 miliar.

"Mayoritas tetap merencanakan mengembangkan perumahan sederhana, menengah atas dan apartemen, dengan prioritas kebutuhan infrastruktur berupa air bersih dan jalan", ujarnya.

Sektor properti sendiri diharapkan bisa kembali bergairah demi mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Industri properti yang menggeliat akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena mempunyai multiflier effect yang tinggi dengan 175 industri ikutan dan penyerapan tenaga kerja yang besar.

(eds/zlf)

Hide Ads