-
Dalam menghadapi Ramadan dan Idul Fitri Bank Indonesia (BI) membuka membuka layanan penukaran di berbagai tempat. Layanan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menukarkan uang baru pecahan kecil.
Layanan penukaran uang memang kerap dibuka jelang Lebaran setiap tahunnya. Dalam kegiatan ini BI juga mengajak serta sejumlah perbankan, baik bank BUMN maupun swasta untuk melayani masyarakat.
Untuk tahun ini, BI membuka layanan penukaran uang di 1.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan khusus di Jabodetabek BI membuka layanan di 160 titik.
Deputi Gubernur BI Rosmaya K. Hadi mengatakan pihaknya membukan 1.000 titik layanan penukaran uang di seluruh Indonesia. Layanan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menukarkan uang baru pecahan kecil.
"(Penukaran uang ini) Dan ini kompak se-Indonesia. Tidak hanya di Jakarta tapi diseluruh kantor perwakilan BI. 46 kantor BI yang juga serentak menukarkan uang," kata Rosmaya dalam konferensi persnya di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).
Rosmaya menjelaskan pada saat H-3 Lebaran nanti layanan penukaran uang tersebut juga akan bergerak menuju titik-titik jalur mudik. Seperti di rest area jalan tol.
"Jadi 1.000 titik itu kita siapkan di kantor-kantor bank, kemudian setelah H-3 Lebaran, kita bergerak ke arah jalur mudik. Di rest area, kemudian kita bergerak ke kantor-kantor bank daerah. Jadi Kami juga bergerak," katanya.
Dalam melayani penukaran uang jelang Lebaran tersebut, tambah Rosmayani, Bi juga bakal mengajak serta pihak perbankan yang ada untuk terus membuka penukaran uang bagi masyarakat.
"Jadi kita gandeng pihak bank untuk pecahan kecil. Layanan penukaran itu kami buka sampai hari H Lebaran saja. Setelah itu masyarakat bisa ambil di ATM," tuturnya.
Bank Indonesia (BI) mulai membuka layanan penukaran uang pecahan kecil untuk melayani kebutuhan masyarakat saat Ramadan dan jelang hari raya Idul Fitri 1439 H di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi mengatakan selain membuka layanan penukaran uang di Monas, rencananya BI juga bakal membuka layanan tersebut di kawasan Stasiun Kota, Jakarta Pusat.
Rencananya, kegiatan tersebut bakal digelar Kamis (24/5/2018) atau hari ini.
"Besok juga akan ada pelayanan penukaran uang selain di Monas, juga di Stasiun Kota, sekitar itu," kata Suhaedi di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).
Suhaedi mengatakan nantinya bakal ada tujuh mobil keliling dari pihak perbankan yang akan melayani penukaran uang di kawasan tersebut. Dengan begitu masyarakat bisa memiliki banyak pilihan untuk penukaran uang pecahan kecil.
"Nanti ada tujuh mobil keliling di sekitar Stasiun Kota," katanya.
Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat hati-hati peredaran uang palsu jelang Lebaran, apalagi kebutuhan uang tunai di musim Lebaran kerap mengalami peningkatan.
Deputi Gubernur BI Rosmaya K. Hadi mengatakan agar kenyamanan dan keamanan penukaran uang dapat terjaga, masyarakat diimbau menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi, baik yang diselenggarakan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk BI.
"Temuan uang palsu posisi saat ini adalah 3 di antara satu juta, rasionya demikian. Jadi memang masih ada yang dipalsukan, padahal pengamanannya sudah canggih," kata Rosmaya dalam konferensi pers di Lapangan IRTI Monas.
Masyarakat diharapkan untuk bisa lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D, yakni Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
"Ini memang kejahatan yang sudah ada dari dulu, begitu ada uang asli pasti dipalsukan. Tapi BI terus berusaha untuk mengedukasi masyarakat bahwa kalau ada pihak-pihak yang mau menukarkan uang, harus hati-hati," kata Rosmaya.
Dia mengimbau masyarakat juga bisa menjaga dan merawat uang asli dengan berbagai metode. Hal itu untuk meminimalisir serta memudahkan dalam membedakan uang asli dan palsu.
"Jadi masyarakat diminta untuk metode 5 Jangan, yakni jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi," tuturnya.
Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk tidak menukarkan uang pecahan kecil di tempat-tempat yang tidak resmi. Penukaran uang ilegal tersebut biasanya dikenal dengan sebutan 'inang-inang' atau ibu-ibu yang menjajakan jasa penukaran uang receh di pinggir jalan.
Deputi BI Rosmaya Hadi mengatakan penukaran uang di tempat yang tak resmi bisa merugikan masyarakat. Sebab, jumlah uang yang diberikan oleh inang-inang bakal lebih rendah jumlahnya karena dipotong biaya.
Selain itu, penukaran uang di tempat yang tidak resmi berisiko dengan adanya uang palsu.
"Bayangkan kita mau tukar 100 ribu, tapi dapatnya 95 ribu. Karena dia ambil fee. Jadi untuk masyarakat kita harus juga edukasi jangan pernah tukar di tempat tidak resmi," kata Rosmaya di Lapangan IRTI Monas.
"Karena satu, uangnya jadi berkurang karena ada biaya. Yang kedua mana tahu itu uangnya asli atau tidak. Jadi jangan ambil risiko seperti itu," katanya.
Untuk bisa meminimalisir adanya 'jual-beli' uang pecahan kecil tersebut, kata Rosmaya, BI telah menyediakan banyak layanan penukaran resmi yang bisa didatangi masyarakat. Secara nasional, jumlah penukaran uang resmi ada di 1.000 titik.
Dengan menukar uang di tempat resmi, masyarakat juga tidak dikenakan biaya apapun. Selain itu, dengan menukar di tempat resmi juga meminimalisir peredaran uang palsu di masyarakat.
"Supaya menghindarkan jual-beli uang itu, maka kita pakai sistem satu paket, jadi tidak banyak-banyak. Kalau ada yang tukar Rp 125 juta nggak bisa, tapi paket kecil Rp 3,7 juta. Dan juga pakai KTP supaya tidak satu orang terus bolak-balik tukar uang dan kemudian dijual," katanya.
"Bila dia yang punya KTP hanya boleh balik di hari ketiga. Karena siapa tahu anaknya banyak, cucunya banyak, nggak cukup Rp 3,7 juta, jadi tukar lagi satu paket. Ini untuk mengurangi orang yang jual-beli uang," tuturnya.
Bank Indonesia (BI) menyediakan uang tunai Rp 188,2 triliun untuk penukaran selama Ramadan. Jumlah itu meningkat 15,3% dibandingkan Lebaran tahun lalu sebesar Rp 167 triliun.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan peningkatan kebutuhan uang tunai, sesuai pola musiman saat Lebaran. Terlebih dengan adanya momentum tambahan libur Lebaran tahun ini.
"Libur Lebaran kali ini cukup panjang, dan masyarakat masih butuh uang tunai untuk kebutuhan pastinya," kata Rosmaya di Lapangan IRTI Monas.
Selain itu, adanya wacana tambahan tunjangan hari raya (THR) bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan THR untuk pensiunan juga menjadi salah satu faktor meningkatkan uang tunai saat Lebaran tahun ini.
"Kami juga lihat wacana kenaikan THR PNS, ada uang ketupat atau apa, kami berjaga atau bersiap. Kami dalam posisi bersiap, nanti ditariknya berkurang enggak masalah. Kami sediakan rupiah dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang optimal," jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Rosmaya, BI berupaya semaksimal mungkin dalam menyiapkan kebutuhan uang tunai kepada masyarakat untuk Lebaran. Di samping itu, BI juga berupaya untuk mendorong program elektronifikasi untuk menuju less cash society dengan memanfaatkan sarana non-tunai dalam bertransaksi.
"Unsur kenaikan, kami selalu bersiap siaga. Kita ini kan memiliki kultur yang sedikit agak berbeda dengan negara Barat sana. Kita ini Timur, yang senang pegang-pegang tunai. Meski ada nontunai, tetap saja didompetnya ada tunai," tutur Rosmaya.