"Saya minta hasil penelitian pertanian ini langsung diterapkan. Kementan akan siapkan anggarannya," kata Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (25/5/2018).
Saat Amran mengisi kuliah tamu bertema 'Membangun Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan di Era Industri 4.0' di gedung Windyaloka, Universitas Brawijaya pada Jumat (25/05/2018), dia juga meminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur untuk memfasilitasi penerapannya dalam skala yang lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita beli pupuk ini, untuk diterapkan di 200 hektare. Kalau terbukti naik 50 persen, kita beli untuk 1.000 bahkan 2.000 hektare," ujar Amran.
Sebagai pemegang empat paten bidang pertanian, Amran ingin mendorong penelitian dengan cara menerapkan sistem online dan memberikan insentif kepada peneliti.
"Dulu prosesnya bisa tiga tahun, sekarang sudah online untuk menghemat biaya dan waktu. Peneliti juga bisa memasukkan produknya lewat e-catalog, kita berikan royaltinya. Bahkan ada yang sudah menghasilkan hingga 6 miliar rupiah," papar Amran.
Ke depan, Amran berharap ada kerja sama permanen antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian di daerah dengan universitas agar penelitian dapat aplikatif dan bermanfaat untuk pembangunan bidang pertanian Indonesia.
(mul/mul)