Sri Mulyani ke Santri: Saya Nggak Senang Ngutang

Sri Mulyani ke Santri: Saya Nggak Senang Ngutang

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Sabtu, 26 Mei 2018 04:04 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Ponorogo - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyinggung soal utang Indonesia saat memberikan kuliah umum di depan para santri di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

Utang luar negeri Indonesia yang saat ini jumlahnya terus bertambah disebut Sri Mulyani merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencapai tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia.

Sri Mulyani bilang utang masih perlu ditarik pemerintah untuk menambal defisit APBN karena biaya belanja negara lebih tinggi dibanding penerimaan. Dia sendiri mengaku tak senang menjadikan utang sebagai salah satu sumber pembiayaan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak orang sekarang bicara soal utang. Emang ibu itu senang utang ya? Enggak. Kalau saya senang yang Rp 1.800 triliun (target penerimaan negara) itu jadi Rp 3.000 triliun sehingga saya justru bisa nabung. Tapi siapa yang bisa nyumbang Rp 1.800 triliun jadi Rp 3.000 triliun? Apa bisa kita tinggal bikin uang? Kan tanda tangannya, tanda tangan Menkeu. Cetak aja duitnya, begitu?" kata Sri Mulyani di depan ribuan santri yang hadir di lokasi, Jumat malam (25/5/2018).


Sri Mulyani menjelaskan, kekurangan penerimaan tak lantas bisa diselesaikan hanya dengan cara mencetak uang sebanyak-banyaknya. Uang beredar yang semakin banyak justru akan menimbulkan inflasi yang akhirnya akan membuat harga-harga naik dan menurunnya nilai dari mata uang rupiah.

"Jadi pemerintah itu memang terus mencoba perbaikin penerimaan dan jangan pakai utang. Dan itu betul. Tapi nggak bisa langsung banting setir gitu. Makanya kami melakukan perbaikan perpajakan. Yang kaya banget bayarnya harus banyak banget, yang agak kaya, bayarnya agak banyak, yang sedang, bayarnya sedang, yang miskin, ya nggak bayar, malah harus dikasih duit," kata Sri Mulyani.


Sri Mulyani bilang, pemerintah saat ini terus berupaya untuk menurunkan rasio utang Indonesia. Di saat yang bersama, pemerintah juga terus meningkatkan jumlah penerimaan lewat reformasi perpajakan untuk memastikan bahwa semua warga negara Indonesia membayar pajak sesuai kewajibannya.

"Makanya kita sekarang cari orang-orang hebat untuk nyari duitnya ada di mana saja yang kurang itu. Sekarang kita sudah bikin perjanjian internasional, kalau ada orang Indonesia nyimpan duit di negara mana, lapor ke saya. Itu yang namanya automatic exchange of information. Sekarang sudah otomatis. Makanya kita bisa melacaknya. Itu penting sekali," tutup dia. (eds/dna)

Hide Ads