Kredit pembiayaan ultra mikro atau yang biasa disingkat UMi adalah program bantuan pembiayaan yang dianggarkan pemerintah bagi para pelaku usaha kecil mulai dari penjual ayam, tukang jahit, dan pelaku usaha lainnya. Maksimal pinjamannya sebesar Rp 10 juta per usaha.
Sri Mulyani mengatakan kredit ini sangat membantu para pedagang kecil di pasar yang membutuhkan bantuan pembiayaan berkisar hingga Rp 10 juta. Sejak digulirkan sejak 2017, program ini dinilai cukup sukses membantu pedagang maupun koperasi menjalankan usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau KUR kan lewat bank, jumlah anggarannya Rp 100 triliun. Tapi itu untuk volume yang di atas, sehingga masyarakat kecil ini memang segmen yang berbeda dan selama ini mereka dapat pinjaman dari berbagai sumber tapi dengan biaya yang lebih tinggi. Ada yang 24% bahkan 50%. Pemerintah menggunakan investasinya sekarang jumlahnya sudah Rp 2,5 triliun diputarkan dengan volume yang kecil tadi. Jadi ini dari rakyat untuk rakyat," katanya saat ditemui di Pasar Telukan Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5/2018).
Adapun penyaluran kredit ultra mikro yang digagas pemerintah sejak tahun lalu dengan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun telah tersalurkan sebesar Rp 1,04 triliun. Hingga 22 Mei 2018, kredit ini berhasil disalurkan ke 385.277 debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi tiga provinsi terbanyak yang menyerap kredit ultra mikro, masing-masing Rp 279,23 miliar, Rp 233,65 miliar dan Rp 136,38 miliar.
Sejauh ini, debitur terbesar kredit UMi adalah perempuan dengan persentase 91% dan laki-laki sebesar 9%. Sementara berdasarkan usia, kredit UMi didominasi oleh penerima dengan usia 35-45 tahun (36%), 26-35 tahun (27%) dan 45-55 tahun (25%), dengan rata-rata kreditur mengambil pinjaman sebesar Rp 3 juta.
Dengan animo yang cukup baik dari masyarakat, Sri Mulyani tak menutup kemungkinan untuk kembali menaikkan pagu anggaran program kredit ultra mikro tahun depan.
"InsyaAllah nanti kita lihat dalam APBN. Kan nanti akan dibahas lagi dengan dewan," tuturnya. (eds/hns)