Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa Jembatan Kalikuto ini adalah jembatan pelengkung pertama yang perakitannya dilakukan langsung di tempat proyek.
"Biasanya di-assemmbling (perakitannya) di pabrik, tapi kalau jembatan ini dipasang di situ istilahnya, di lokasi proyek," kata Basuki saat meninjau proyek Jembatan Kalikuto di ruas tol Batang-Semarang, Sabtu (26/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki menjelaskan, bahwa Jembatan Kalikuto ini mirip dengan Jembatan Holtekamp yang ada di Jayapura, Papua. Bedanya, jembatan Holtekamp dirakit di Surabaya dan diangkut melalui jalur laut, sementara Jembatan Kalikuto dirakit langsung di lokasi proyek.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perakitan Jembatan Kalikuto dilakukan di lokasi proyek lantaran memiliki beban yang cukup berat bila harus dirakit terlebih dahulu. Bebannya mencapai 2.400 ton.
"Kalau ini di-assembling di Jakarta atau di manapun bawanya akan susah. Sehingga ini di knock down, menjadi 12 pieces (potong), 6-6, sekarang sudah dipasang 5-5, satu lagi tinggal nanti ditemukan," jelas Basuki.
Sementara itu Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto menambahkan dalam merakit Jembatan Kalikuto ini dinilai sulit. Sebab panjang jembatan ini mencapai 100 meter hingga membutuhkan ketelitian.
Rencananya, Jembatan Kalikuto ini baru bisa digunakan saat H-2 Lebaran dan dapat membantu kelancaran arus balik Lebaran. Untuk mudik nanti, pengguna jalan harus melewati jalur alternatif sekitar 500 meter panjangnya dengan melalui sisi jalan nasional.
Guna mengatasi kepadatan arus dari pertemuan ruas tol dan jalan nasional, jalan alternatif tersebut akan dibatasi dengan cone pembatas serta dijaga oleh aparat kepolisian. (fdl/dna)