Hal tersebut dikemukakan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat rapat kerja pemerintah tentang penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2019.
"Rupiah bergerak rata-rata Rp 13.800 sampai Rp 14.100, inflasi terjaga 3,5 plus minus 1% dengan beberapa aspek terkendali permintaan dan beberapa koordinasi badan usaha," kata Ferry di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka asumsi Bank Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi yang diusulkan pemerintah yakni sebesar Rp 13.700-Rp 14.000 per US$.
Perry bilang, telah terjadi perubahan yang mendasar terkait kondisi ekonomi global. Salah satu faktornya adalah suku bunga The Fed.
"Dengan gambaran tadi arah kebijakan BI ke depan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
Baca juga: Dolar AS Mulai Tinggalkan Level Rp 14.000 |
Selain nilai tukar, Bank Indonesia juga menyebut pertumbuhan ekonomi nasional di 2019 berada pada level 5,2-5,6%, inflasi 3,5% plus minus 1%.
"Dengan tekanan global, tidak ada pilihan lain kebijakan pro stabilitas. Tapi bukan berarti BI tidak fokus," tutup dia. (zlf/zlf)