Mengapa Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Disebut Terapung?

Mengapa Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Disebut Terapung?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 07 Jun 2018 15:01 WIB
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani/Foto: dok. AP I
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan terminal baru Bandara Ahmad Yani di Semarang. Terminal bandara ini disebut sebagai terminal bandara terapung pertama di Indonesia.

Namun demikian, terminal ini tak terletak di atas sebuah genangan air. Lantas, kenapa terminal ini bisa disebut sebagai terminal terapung?

Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I Israwadi menjelaskan terminal ini dibangun di atas sebuah pondasi yang menutupi area rawa yang ada di lokasi. Dengan konstruksi yang dibangun di atas rawa, maka terminal ini disebut masuk dalam kategori terapung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi terminal ini memang dibangun di atas rawa dan itu proses konstruksinya kita pasang pile atau pondasi. Dengan maksud pondasi itu akan mengurangi dampak lingkungan dengan mempertahankan sumber air payau di situ. Jadi dibilang terapung artinya dia dibangun di atas pondasi yang ada di atas rawa," katanya saat dihubungi detikFinance, Kamis (7/6/2018).


Konstruksi terminal bandara yang dibangun di atas rawa kata dia sama seperti Masjid terapung yang ada di Makassar. Masjid tersebut dibangun di atas sebuah pondasi yang sudah bangun di pinggir pantai, yang membuat masjid tersebut kelihatan seperti terapung di atas air saat air tengah pasang.

"Kira-kira konsepnya sama seperti itu," jelas Israwadi.

Adapun terminal baru Bandara Ahmad Yani merupakan pengembangan bandara yang termasuk dalam program Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) tertuang dalam Peraturan Presiden No 58 Tahun 2017.

Terminal baru ini memiliki luas area 58.652 meter persegi atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luas terminal bandara lama yang hanya 6.708 meter persegi.

Setelah selesai dibangun, terminal baru akan mampu menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun atau 19 ribu penumpang setiap harinya. Sedangkan kapasitas terminal lama hanya 800 ribu penumpang per tahun.

Selain itu, dalam terminal baru tersebut juga dilengkapi tiga unit garbarata serta 30 unit counter check-in. Sehingga, pelayanan akan semakin cepat.

Luas apron terminal baru mencapai 72.522 meter persegi sehingga mampu menampung 12 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi 10 pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo.

(eds/ara)

Hide Ads