Kemendag bersama Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah sepakat untuk menurunkan harga jual ayam hidup. Perusahaan peternakan ayam akan menjual ke pedagang ayam hidup seharga Rp 21 ribu per kg.
Pedagang Pasar Ayam Semanggi, Sumarni, mengaku bahwa kemarin ia mendapatkan ayam hidup seharga Rp 22.500 per kg dari pabrik. Pagi ini dia menjualnya kepada pengecer seharga Rp 26 ribu per kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan kenaikan harga belakangan ini terjadi akibat stok yang minim. Dia mengaku kesulitan mendapatkan ayam hidup dari peternak.
Ketua Pinsar Jateng, Pardjuni, mengatakan minimnya stok ayam terjadi akibat adanya serangan penyakit. Akibatnya terjadi pengurangan suplai hingga 20 persen dari kebutuhan normal Solo Raya 230 ton per hari.
"Kondisi tersebut kalau kita biarkan, harga ayam hidup bisa sampai Rp 25 ribu. Ini kita sepakati Rp 21 ribu. Harapan kami pedagang ayam hidup menjualnya Rp 23 ribu, lalu pengecer menjual daging ayam Rp 34 ribu," kata Pardjuni.
Selain melakukan intervensi tersebut, Kemendag juga menggelar operasi pasar daging ayam pada 11-12 Juni 2018. Operasi digelar di sejumlah titik, yakni Pasar Legi, Pasar Hardjodaksino, Pasar Gede, Pasar Jongke, Pasar Kota Boyolali dan Pasar Ngemplak Boyolali.
Beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan Kemendag menyediakan dua jenis daging ayam. Daging ayam beku dijual Rp 30 ribu dan daging ayam segar dijual Rp 33 ribu.
Staf Khusus Mendag bidang Hubungan Antarlembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana, mengatakan siap menyediakan berapapun kebutuhan daging ayam.
"Tapi pembeli kita batasi maksimal 3 kg per orang. Harapannya kebutuhan daging ayam masyarakat tercukupi dengan harga murah. Pedagang pun diharapkan bisa menyesuaikan harga," ujar Eva. (zlf/zlf)