Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno mengatakan, pesawat itu pesanan Kementerian Pertahanan Filipina.
"Minggu depan ini akan diserahterimakan dua pesawat terbang dari PTDI ke Kementerian Pertahanan Filipina," kata dia di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (21/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hal ini menjadi prestasi bagi Indonesia. Sebab, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor komoditas.
Terlebih, sambungnya, pesawat merupakan salah satu teknologi tinggi yang ada saat ini.
"Kenapa saya bilang kabar baik, karena namanya ekspor komoditi, timah, batu bara. Nah ini kalau dari PTDI coba bayangin ekspor pesawat, teknologi tertinggi di dunia di bawah ruang angksasa itu kan pesawat," jelasnya.
Selain itu, dia menuturkan, pesawat N219 alias Nurtanio telah kebanjiran pesanan. Meski, pesawat ini belum diproduksi massal.
Dia mengatakan, saat ini sudah ada 104 pesanan. Untuk bisa diproduksi, N219 mesti menjalani sertifikasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Untuk dapat sertifikasi, N219 harus memenuhi jam terbang.
"Kita punya 104 order permintaan N219, nanti baru bisa jualan kalau sudah keluar sertifikasi," tutupnya. (ara/ara)