Jakarta -
Perum Bulog berencana menjual beras sachet ukuran 200 gram untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
Sebelum memproduksi beras tersebut, pihaknya skan melakukan uji coba atau tes terlebih dahulu. Hal itu dilakukan guna mengetahui jumlah kebutuhan masyarakat.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) beberapa waktu lalu mengafakan beras tersebut merupakan beras jenis premium dan akan dibanderol dengan harga Rp 2.500.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum
detikFinance, Jumat (29/6/2018) begini fakta-fakta soal uji coba beras sachet:
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan penjualan selama satu bulan tersebut dilakukan sebagai uji coba atau tes pasar. Sebab nantinya, Bulog akan menilai tingkat kebutuhan masyarakat.
"Kita tes pasar dulu, Juli kita turunkan sampai di pasar seperti apa kita akan rilis di Juli jadi cukup satu bulan lah (tes pasar)," katanya.
Lebih lanjut, dengan adanya tes pasar tersebut Bulog akan bisa menentukan besaran beras sachet yang akan diproduksi lebih lanjut.
"Nanti kebutuhan rill masyarakat seperti apa, apa 200 gram, 250 gram, 300 gram misalnya nanti kita cocokan seperti apa," ungkapnya.
Imam pun berharap produksi beras sachet tersebut bisa menjadi solusi untuk ketersediaan beras di masyarakat. " Harapannya pasti target ketersediaan beras terwujud," pungkasnya.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo distribusi beras sachet hingga ke mini market merupakan salah satu langkah mempermudah masyarakat untuk memperoleh beras tersebut.
"Nanti bakal dijual di ritel. Itu kan supaya memudahkan masyarakat bisa beli beras gampang di Indomaret misalnya," katanya.
Lebih lanjut, Imam menegaskan pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan asosiasi ritel terkait penjualan itu. Bahkan, ia menilai hal tersebut disambut positif.
"Kita sudah bicara sama asosiasi jadi nanti bakal dijual di ritel. Bahkan, mereka minta biar dipercepat jualnya," terangnya.
Imam memaparkan saat ini daerah-daerah yang telah siap menjual beras sachet adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Beras tersebut akan dijual mulai awal Juli.
"Jawa barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Timur siap. Awal Juli pokoknya sudah di divre, sudah gerak," tutupnya.
Dalam menjual beras sachet, Perum Bulog rencanannya siap dijual dengan ukuran 300 gram.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan saat ini pihaknya sedang mengidentifikasi jumlah kebutuhan masyarakat terhadap beras sachet.
Dengan begitu, pihaknya bisa memproduksi ukuran beras sachet dengan kadar yang tepat.
"Nanti kebutuhan rill masyarakat seperti apa, apa 200 gram, 250 gram, 300 gram misalnya nanti kita cocokan seperti apa bisa bervariasi," ungkapnya.
Untuk itu pihaknya akan melakukan uji coba atau tes pasar terlebih dahulu selama satu bulan.
Lebih lanjut, Imam mengatakan saat ini beras sachet sedang diproduksi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan untuk siap dijual pada awal Juli mendatang.
"Jawa barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Timur siap. Awal Juli pokoknya sudah di divre, sudah gerak," pungkasnya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) beberapa lalu menjelaskan beras sachet tersebut akan dijual dengan harga Rp 2.500 dengan kualitas beras premium.
Bila dibandingkan dengan beras premium yang dipatok Rp 12.800 per kilogram (kg) maka bila membeli sebanyak 5 kg seseorang harus merogoh kocek sebanyak Rp 64.000.
Sedangkan, beras sachet sebanyak 5 kg akan dipatok Rp 62.500 (25 sachet dikali Rp 2.500). Artinya, beras sachet dinilai lebih hemat Rp 1.500 bila membeli dengan jumlah 5 kg.
Selain itu, sebelumnya Buwas sempat mengatakan beras sachet tersebut bila dimasak dapat menghasilkan tiga piring yang cocok untuk dikonsumsi satu hari.
"Jadi kalau punya uang Rp 10.000 ambil Rp 2.500 ini sudah bisa jadi tiga piring sudah kita cek, kita praktikan jadi kenyang nih sehari," jelasnya kala itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman