Mike mengumpamakan, jika tabungan untuk nonton piala dunia atau hobi jalan jalan ke luar negeri bagi yang masih single bisa menyisihkan 30% dari gaji bahkan jika durasi waktunya sempit untuk menabung 50% dari gaji juga bisa dilakukan.
"Kita nggak bisa tentukan berapa nominalnya, karena goals- nya seseorang beda beda. Karena nabung sama investasi berbeda, kalau orang sudah punya goals dia akan lebih disiplin untuk tujuan keuangannya, misalnya nabung 30- 50% itu bisa. Tergantung kemampuan orang itu untuk kejar keinginannya, asal jangan nabung. Biar tau mengukurnya berapa jumlah yang bakal ditabung, dan berapa lama kita nabungnya," ujar dia kepada detikFinance, Senin (2/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mike menjelaskan hobi memang bukan sebuah pengeluaran prioritas. Mike mewanti wanti baiknya jika segala kebutuhan primer belum terpenuhi, jangan berlebihan untuk menyisihkan presentase gaji untuk keinginan seperti nonton piala dunia atau hobi jalan jalan ke luar negeri.
"Hobi itu bukan priotitas hidup. Karena kita nggak boleh mengalihkan kebutuhan prioritas untuk hal lain. Kita lihat dulu apakah dia (tukang ojek) single, dan belum merasa perlu rumah untuk masuk dalam pioritasnyadan semua tabungan masuk untuk nonton piala dunia, nggak masalah. Kalau soal keinginan tidak ada besaran," kata dia
Tidak hanya untuk nonton piala dunia di Rusia, Mike mencontohkan budget tabungan yang harus dikeluarkan per bulan untuk biaya nabung hobi memang tidak memiliki batasan karena setiap orang punya keinginan yang berbeda.
"Nggak hanya jalan jalan ke Rusia buat nonton langsung piala dunia. Misalnya ke turki biayanya Rp 15 juta kan itu bisa sebulan sejuta. Misalnya pendaptan UMR 3 juta. Apakah gaji UMR bisa juga punya hobi, bisa misalnya 1/3 dari gaji. Soal keinginan bisa disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan orang, berapa nabungnya, apa berani mengorbankan pengeluaran lainnya," kata dia. (dna/dna)