Hal itu disampaikannya untuk menanggapi isu pelemahan rupiah yang beberapa hari ini cukup ramai diperbincangkan. Menurut Arif, dalam Pancasila pemerintah perlu hadir untuk mengoreksi hal-hal yang membuat perekonomian melemah.
"Tentunya hal-hal tersebut akan mempengaruhi posisi nilai tukar rupiah kita. Tidak ada lagi cerita terus aoL depresiasi, maupun devaluasi nilai rupiah. Oleh karena itu, jika prinsip-prinsip Ekonomi Pancasila diterapkan, rupiah akan menguat dan stabil," kata Arif dalam keterangan tertulis, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Arif, dalam Pancasila terdapat prinsip-prinsip yang sebenarnya merupakan acuan dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, Pancasila juga menginginkan adanya kemajuan untuk mencapai kehidupan yang makmur. Kemajuan dibutuhkan agar taraf hidup dapat meningkat, serta terwujudnya kesejahteraan yang mampu menjamin kehidupan secara luas.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk dapat bergerak maju adalah melalui industrialisasi, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta inovasi. Sayangnya menurut Arif, pergerakan menuju kemajuan tersebut masih sangat lamban.
"Industri kita masih banyak bergantung dari barang-barang impor yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Keterbatasan ini karena iptek kita yang masih rendah, begitu pun dengan inovasi," jelasnya.
Arif melanjutkan, untuk mewujudkan ekonomi Pancasila dibutuhkan lima pilar, yaitu pembangunan ekonomi yang berorientasi keadilan, kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara, pemenuhan hak sosial rakyat, persatuan bangsa, dan pemerataan pembangunan.
"Nah, bagaimana mengimplikasikannya itu merupakan tanggung jawab bersama untuk bisa mencapai kemakmuran, termasuk stabilnya nilai tukar rupiah," pungkas Arif. (idr/idr)