Pakan ternak merupakan salah satu hal yang terkena dampak dari penguatan dolar AS terhadap rupiah. Pasalnya, bahan pakan ternak saat ini masih mengandalkan impor.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan pada dasarnya bahan pakan 30% masih mengandalkan impor. Adapun komoditas yang diimpor misalnya bungkil kedelai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memaparkan, akibat adanya penguatan dolar maka harga bahan pakan akan ikut meningkat. Pasalnya, bahan impor memengaruhi 60% dari nilai yang dikeluarkan.
Desi pun memperkirakan hingga akhir tahun nanti harga pakan akan meningkat sebesar Rp 300 dari saat ini yang dibanderol Rp 6.000/kg hingga Rp 6.300/kg untuk pakan layer dan broiler Rp 7.300/kg.
"Kalau ada kenaikan (nilai dolar AS), harga pakan otomatis naik. Sebenarnya kan kita sudah naik dari awal tahun itu Rp 300 sampai Rp 350. Jadi sampai akhir tahun naik lagi Rp 300," ungkapnya,
Sementara itu, untuk mengatasi kenaikan harga pihaknya meminta permerintah untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sebab hal ini dinilai menyengsarakan pengusaha.
"Mempertahankan harga rupiah average itu akan sangat membantu. Itungan kemarin kan Rp 13.500 sampai Rp 13.600," tutupnya. (dna/dna)