"Sebetulnya sejak 1-2 tahun lalu Amerika sudah warning defisit agak besar nih dia bikin list kita nomor 16. Nah dia mulai bilang kita mau evaluasi Indonesia, India dan Kazakhstan kalau tidak layak ya kita mau cabut GSP-nya," ungkapnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Dengan adanya kebijakan GSP atau Generalized System of Preferences (GSP), sejumlah produk ekspor Indonesia ke AS mendapat perlakuan khusus, misalnya diberikan tarif bea masuk 0%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dia cabut kita ekspor garmen sepatu dan kakao kena biaya masuk bisa gede antara 10% hingga 25%. Ekspor ke sana untuk barang itu bisa turun 40% hingga 30%," sambungnya.
Menurut Darmin pemerintah akan membahas masalah tersebut dengan perwakilan perdagangan AS atau United State Trade Representative (USTR). Materi pembahasan sudah dikirim ke pihak USTR dan rencananya pertemuan akan berlangsung di Singapura 17 Juli dan di AS 23 Juli. (hns/hns)