"Jadi di Makassar Strait itu kan ada Chevron, Pertamina dan Sinopec. Tiga-tiganya sudah kita tanya, (menyatakan) tidak berminat. Jadi kita lelang," papar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam keterangannya, Kamis (12/7/2018).
Faktor keekonomian merupakan alasan ketiga perusahaan migas tersebut enggan memperpanjang kontrak Makassar Strait. Selain itu, blok Makassar Strait juga dikeluarkan dari proyek pengembangan laut dalam (Indonesian Deep water Development/IDD) agar tidak mempengaruhi keekonomian blok migas lainnya yang termasuk dalam proyek tersebut
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lelang Makassar Strait ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan. Dengan lelang ini, menurut Djoko, diharapkan ada KKKS yang memiliki fasilitas di dekat lokasi yang berminat karena cukup ekonomis. Salah satu KKKS yang lokasinya cukup dekat adalah ENI yang mengelola Lapangan Jangkrik.
"Paling dekat (lokasinya) ENI. Kan Jangkrik ada dekat situ, dia tinggal pasang pipa aja. Mungkin bagi ENI murah. Kita nggak tahu. Ini kan belum dilelang," tambah Djoko.
Kepala Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, menambahkan, blok Makassar Strait termasuk blok yang paling kecil potensi migasnya dibandingkan blok Rapak dan Ganal.
Dengan dikeluarkannya Makassar Strait dari proyek IDD, tidak akan berpengaruh terhadap rencana kerja blok-blok tersebut. (ara/eds)