Demikian dikutip detikFinance dari Reuters, Jumat (13/7/2018). Nilai tukar rupiah hari ini bergerak di level Rp 14.355 hingga Rp 14.360.
Sebelumnya, presiden direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan tekanan terhadap nilai tukar terjadi karena faktor eksternal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jahja setiap kenaikan Fed Fund Rate 0,25% jika diimbangi bunga acuan BI 0,25% tidak akan cocok. BI harus menaikkan lebih tinggi dari bank sentral AS.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan ada untung dan rugi dari kondisi nilai tukar tersebut. Keuntungannya, kata Piter, hal itu akan dirasakan oleh para pelaku ekspor.
"Secara teori pelemahan rupiah akan meningkatkan daya saing produk ekspor karena harga menjadi lebih murah," katanya.
Sedangkan kerugiannya akan dirasakan oleh para pelaku industri yang yang masih mengandalkan bahan baku dari luar negeri. Sebab, biaya produksinya akan bertambah.
"Sementara untuk produk manufaktur komponen impornya tinggi. Dengan kondisi seperti ini pelemahan rupiah lebih banyak mudaratnya bagi Indonesia," tambahnya.