Hal itu sekaligus menjawab pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan bahwa ekonomi nasional rapuh.
Erani menjelaskan ada lima isu pokok ekonomi yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama, membangun kerangka makroekonomi yang kokoh di tengah ketidakpastian global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, mewujudkan keadilan ekonomi melalui program reforma agraria dan perhutanan sosial, dana desa, KUR, KIS, dan KIP, serta lainnya untuk mengangkat kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat menengah bawah.
"Hasilnya rasio gini sejak 2015 sampai sekarang sudah bisa diturunkan, demikian pula dengan angka kemiskinan dan pengangguran," tambah dia.
Ketiga, tata kelola pemerintahan diperbaiki untuk mendukung pembangunan. Salah satu untuk bentuk nyatanya adalah Indonesia menjadi negara yang layak investasi, memberikan kemudahan berusaha, hingga perbaikan laporan keuangan kementerian/lembaga (K/L).
Keempat, meletakkan dasar pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang dengan membangun infrastruktur besar-besaran. Mulai dari jalan tol, jalan usaha tani, irigasi, bandara, pelabuhan, waduk, jembatan, listrik, dan lainnya.
"Hasil dari pembangunan ini bisa dirasakan sampai 25 tahun ke depan," ujar dia.
Kelima, meningkatkan level kemandirian ekonomi pada sektor-sektor strategis sebagai amanat konstitusi. Saat ini, kata Erani, nilai indeks ketahanan pangan menjadi 51,3 pada 2017 dari yang semula 47 di 2014.
Lebih lanjut Erani mengungkapkan, dari lima isu pokok ekonomi yang menjadi perhatian pemerintah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantaunya. Agar keseluruhan lingkup ekonomi ditangani dengan cermat, terukur, dan efektif.
"justru yang terjadi sebaliknya, ekonomi makin kuat, adil, dan makmur," tutup dia.
Baca juga: Tugas dari Sri Mulyani untuk Pegawai Pajak |