Prabowo Sebut Ekonomi RI Rapuh, Istana Angkat Bicara

Prabowo Sebut Ekonomi RI Rapuh, Istana Angkat Bicara

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 15 Jul 2018 09:11 WIB
Prabowo Sebut Ekonomi RI Rapuh, Istana Angkat Bicara
Foto: Tangan Prabowo belepot tinta. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali mengingatkan pemerintah tentang kondisi perekonomian. Prabowo bilang bahwa ekonomi nasional dalam keadaan rapuh.

Hal itu dikemukakan seusai halalbihalal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di aula Masjid Al-Furqon, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).

"Negara kita dalam keadaan yang sangat kritis, ekonomi kita rapuh, tapi elite kita tidak mau sadar, tidak mau mengakui bahwa ekonomi kita sedang rapuh. Kekayaan kita tidak tinggal di Indonesia. Jadi saya ingin menggalang persatuan yang besar," kata Prabowo seusai halalbihalal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di aula Masjid Al-Furqon, Senen, Jakarta Pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa benar ekonomi Indonesia dalam kondisi yang rapuh? Pihak istana pun angkat bicara. Berikut selengkapnya

Istana: Ekonomi RI Justru Kian Kuat

Foto: agung pambudhy
Menjawab pernyataan tersebut, staf khusus presiden bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini justru tengah dalam performa yang baik.

"Justru yang terjadi sebaliknya, ekonomi makin kuat, adil, dan mandiri," kata Erani saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (14/7/2018).

Dia menjelaskan, ada lima isu pokok ekonomi yang menjadi pusat perhatian pemerintah. Lima isu tersebut yakni, membangun kerangka makroekonomi yang kokoh, mewujudkan keadilan ekonomi.

Lalu, tata kelola pemerintahan diperbaiki untuk mendukung pembangunan, meletakkan dasar pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang dengan membangun infrastruktur besar-besaran.

Selanjutnya, meningkatkan level kemandirian ekonomi pada sektor-sektor strategis sebagai amanat konstitusi.

"Semuanya ini telah menghasilkan capaian yang bagus," jelas dia.

Begini Pemerintah Bangun Ekonomi

Foto: Agung Pambudhy
Erani menjelaskan ada lima isu pokok ekonomi yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama, membangun kerangka makroekonomi yang kokoh di tengah ketidakpastian global.

Menurut Erani, kinerja makroekonomi nasional makin kuat dan stabil, pertumbuhannya stabil di kisaran 5% di saat negara lain seperti China dan India turun. Begitu juga dengan inflasi yang rendah dan terkendali.

Kedua, mewujudkan keadilan ekonomi melalui program reforma agraria dan perhutanan sosial, dana desa, KUR, KIS, dan KIP, serta lainnya untuk mengangkat kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat menengah bawah.

"Hasilnya rasio gini sejak 2015 sampai sekarang sudah bisa diturunkan, demikian pula dengan angka kemiskinan dan pengangguran," tambah dia.

Ketiga, tata kelola pemerintahan diperbaiki untuk mendukung pembangunan. Salah satu bentuk nyatanya adalah Indonesia menjadi negara yang layak investasi, memberikan kemudahan berusaha, hingga perbaikan laporan keuangan kementerian/lembaga (K/L).

Keempat, meletakkan dasar pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang dengan membangun infrastruktur besar-besaran. Mulai dari jalan tol, jalan usaha tani, irigasi, bandara, pelabuhan, waduk, jembatan, listrik, dan lainnya.

"Hasil dari pembangunan ini bisa dirasakan sampai 25 tahun ke depan," ujar dia.

Kelima, meningkatkan level kemandirian ekonomi pada sektor-sektor strategis sebagai amanat konstitusi. Saat ini, kata Erani, nilai indeks ketahanan pangan menjadi 51,3 pada 2017 dari yang semula 47 di 2014.

Lebih lanjut Erani mengungkapkan, dari lima isu pokok ekonomi yang menjadi perhatian pemerintah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantaunya. Agar keseluruhan lingkup ekonomi ditangani dengan cermat, terukur, dan efektif.

Prabowo Juga Singgung Perang Dagang

Foto: Grandyos Zafna
Usai mengemukakan bahwa kondisi ekonomi nasional dalam keadaan rapuh, Prabowo lantas menyinggung soal perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China.

Menurut Prabowo, Indonesia harus memperkuat dirinya sendiri agar tak terdampak perang dagang tersebut.

"Kita lihat Amerika sedang melaksanakan perang dagang lawan Tiongkok. Ini pasti berakibat ke mana-mana. Kita lihat semua negara lagi memikirkan bagaimana memperkuat dirinya sendiri. Jadi ini sangat-sangat rawan kalau Indonesia tidak memperkuat dirinya sendiri," tutur Prabowo.

Tanggapan soal Freeport

Foto: Reuters/Antara Foto/Muhammad Adimaja
Pemerintah baru saja menyepakati akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia. Kesepakatan itu ditandai penandatanganan perjanjian antara PT Inalum (Persero), BUMN yang akan membeli saham Freeport, dengan Freeport McMoRan inc, induk Freeport Indonesia.

Lewat perjanjian ini, Freeport McMoRan akan menyerahkan 51% anak usahanya itu ke pemerintah Indonesia melalui PT Inalum. Selanjutnya porsi saham pemerintah di Freeport menjadi mayoritas, dan Freeport McMoRan mengantongi 49% sisanya.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sempat diminta komentar menanggapi kesepakatan akuisisi 51% saham Freeport

"Ya saya kan belum begitu jelas isi dari perjanjian, kita lihat nanti hasilnya gimana," kata Prabowo usai halalbihalal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Aula Masjid Al-Furqan, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).
Halaman 2 dari 5
(zlf/zlf)
Hide Ads