Sebelumnya, masyarakat masih disulitkan jika ingin bertransaksi dengan kartu ATM atau debit bank A di mesin EDC bank B. Karena memang beberapa sistem bank belum saling terkoneksi. Selain itu biaya yang dikenakan jika transaksi lintas bank juga cukup besar.
Bank Indonesia (BI) menyebut GPN ini bisa menekan biaya administrasi bulanan di bank, biaya transfer hingga biaya cek saldo. Ini karena seluruh sistem pembayaran sudah terkoneksi dan menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh penyelenggara bisa lebih mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Departemen Elektronifikasi dan GPN Bank Indonesia (BI) Pungky P Wibowo mengatakan dengan diterapkannya GPN pada kartu debit perbankan nasional, membuat masyarakat bertransaksi lebih murah dengan non tunai.
Sebelum ada GPN, setiap transaksi yang dilakukan masyarakat menggunakan kartu debit di mesin EDC dikenakan biaya merchant discount rate (MDR) hingga 3% dari nilai transaksi secara off us. Kini, bagi perbankan yang sudah menggunakan logo GPN, biaya MDR menjadi 1%.
"Merchant discount rate, dalam ketentuan kita itu disebutkan kalau sebelumnya kita kena 2,6-3% biaya per transaksi sekarang menjadi 1% sesuai dengan ketentuan. Kita berusaha menjaga itu, supaya masyarakat tertarik untuk melakukan transaksi secara non tunai," kata Pungky.
Biaya investasi perbankan dalam menyediakan infrastruktur seperti mesin ATM dan mesin EDC juga menjadi lebih sedikit. Pasalnya antar bank yang sudah menggunakan logo GPN pada kartu debitnya bisa menggunakan ATM dan mesin EDC sesama bank berlogo GPN.
Dengan demikian, perbankan bisa fokus mengembangkan infrastruktur di wilayah-wilayah yang masih keterbatasan dalam mengakses sistem keuangan.
"Jadi antara seluruh penyelenggara sistem pembayaran itu akan terkoneksi secara sistematis berdasarkan platform yang sama, sehingga masyarakat bisa menggunakannya di mana saja melalui seluruh panel pembayaran secara efisien, efektif dan harga yang lebih terjangkau," jelasnya.