Mau Biayai Divestasi Freeport, BNI: Saingannya Berat

Mau Biayai Divestasi Freeport, BNI: Saingannya Berat

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 18 Jul 2018 17:42 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Proses divestasi saham Freeport ke pemerintah Indonesia sudah memasuki babak baru. Pemerintah melalui PT Inalum akan mencaplok 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

Proses pengambilalihan saham ini akan melibatkan sejumlah bank untuk mengucurkan kredit sindikasi. Salah satu bank yang disebut adalah PT Bank Negara Indonesia (BNI).

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menjelaskan perseroan melihat term notes terkait pembiayaan tersebut. Menurut dia banyak bank yang berminat membiayai akuisisi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang minat biayai Freeport cukup banyak, baik asing atau lokal. Nah kita lihat seperti ini bank asing bunganya cukup menarik. Kalau kita rasa-rasanya kalau bersaing dengan mereka cukup berat," kata Baiquni di Gedung BNI, Jakarta, Rabu (18/7/2018).



Dia menyebutkan terkait kredit masih dilakukan penawaran untuk bunga pinjaman. Namun Baiquni menjelaskan bunga kredit yang diberikan oleh bank asing bisa lebih rendah daripada bank dalam negeri.

Baiquni menjelaskan saat ini juga ada kondisi tekanan pada Rupiah akibat menguatnya dolar AS. Hal ini juga menjadi pertimbangan BNI untuk mengucurkan kredit sindikasi dalam mata uang dolar AS tersebut.

"Dengan dana dolar AS yang terbatas, sekarang kita juga tetap melihat potensi untuk menyalurkan kredit dengan suku bunga yang masih menarik. Apalagi kan sekarang kita tidak diwajibkan biayai itu (Inalum) kan tidak," jelas dia.

Menurut dia BNI dibebaskan dan diberi keleluasaan untuk membiayai. Pasalnya Inalum juga mampu mencari pendanaan sendiri.

"Hanya karena semangat sinergi BUMN, biasanya dia (Inalum) memprioritaskan tapi tetap ujung-ujungnya pertimbangan untuk Inalum adalah cost untuk mereka. Kalau terlalu tinggi, dia tidak akan memprioritaskan bank BUMN untuk masuk," kata dia.

(eds/eds)

Hide Ads