Hal ini perlu dilakukan karena tenaga kerja yang memiliki kemampuan untuk siap memasuki industri digital masih sangat kurang.
"Kita masih mempertimbangkan dan mencari peluang corporate social responsibility (CSR) dari HESA untuk memberikan pelatihan instruktur dengan mengirimkan ke AS. Selama ini Honeywell mengirim guru-guru untuk dididik STEM, jadi ada peluang bagi instruktur untuk dikirim juga ke AS," ungkap Hanif dalam keterangan tertulis, Kamis (19/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 21-25 Juni 2018, para guru tersebut belajar cara dan teknik mengajar yang inovatif agar lebih mampu membangkitkan ketertarikan murid-murid sekolah dalam pelajaran STEM. Para guru mengikuti pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa.
Hanif menyambut sangat antusias saat Presiden Direktur HESA Roy Kosasih memaparkan program pelajaran HESA pada saat itu.
Ia juga telah menginstruksikan Dirjen Binallatas Bambang Satrio Lelono, Kepala Barenbang Kemnaker Khairul Anwar dan Direktur HESA Roy Kosasih untuk mencari format kerjasama lebih lanjut dalam pendidikan STEM tersebut.
Oleh sebab itu, Roy menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan untuk Kemnaker apabila dibutuhkan untuk mendidik para instruktur menjadi trainer di beberapa BLK Indonesia. HESA siap memberikan sumbangsih kepada Kemnaker untuk mendukung pelatihan jangka pendek.
"Kalau memang dibutuhkan, kita akan bersumbangsih dan mendukung program pelatihan jangka pendek bagi para instruktur di BLK," ujar Roy.
Roy mengungkapkan program HESA yang dimulai sejak 2013 ini bertujuan untuk membantu para guru menumbuhkan minat anak didiknya di bidang STEM. Perkembangan teknologi industri di dunia semakin hari semakin tinggi dan cepat berubah.
"Sekarang kita bicara internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI). Tapi di lain pihak, Indonesia juga seperti negara-negara lain yang mengalami kekurangan tenaga ahli khususnya di bidang engineering dan teknologi," katanya
"Kalau diperlukan ke arah sana, apakah dilakukan di BLK, atau menggunakan dana dari pemerintahan Jokowi untuk mengirimkan instruktur, atau menjadikan trainer, itu dilengkapi pengetahui STEM. Jadi bukan guru-guru saja yang kita kirim, tapi nanti guru-guru yang menjadi trainer untuk Kemnaker," pungkasnya. (idr/hns)