Hanif mengungkapkan, sebagian besar dari 133 juta jumlah angkatan kerja saat ini berasal dari lulusan SMP. Angka tersebut, menurutnya, menjadi tantangan besar karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2035 mendatang.
"Usia angka produktif akan meningkat bisa mencapai 70%. Kalau 70% ini berasal dari lulusan SMP, ini menjadi tantangan dari sisi pendidikan dan daya saing," ujar Hanif dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah terus menggenjot pelatihan vokasi. Kemnaker pun mendukung langkah pemerintah tersebut melalui triple skilling, yakni skilling, upskilling dan reskilling," kata Hanif.
Terkait hal itu, Hanif pun menjelaskan generasi muda yang belum punya keterampilan akan masuk ke program skilling agar punya keahlian di bidang tertentu. Sementara yang sudah punya skill dan membutuhkan akan masuk program upskilling. Sedangkan yang ingin beralih skill dapat masuk ke program reskilling.
"Kalau bicara SDM, kuncinya pertama karakter. Kedua kompetensi. Kalau karakter baik dan ditunjang kompetensi, maka pasti bagus. Jadi karakter itu inti dasar daya saing," ungkapnya.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam seminar nasional bertema "Penguatan Karakter Anak di Era Digital" di SD Karakter Genius Islamic School, Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Di samping itu, Hanif menambahkan ketika karakter pekerjaan berubah, maka tuntutan skills pun akan berubah. Oleh karena itu, pemerintah pun terus mengantisipasi dengan menyiapkan kompetensi sesuai perkembangan teknologi informasi.
Namun, lanjut Hanif, yang terpenting adalah cara mendidik anak agar memiliki karakter dan skills yang harus berubah setiap saat agar memilki kreativitas.
"Mari kita kerja keras dan (lakukan) kebaikan. Karena kerja keras dan inovatif itu menghasilkan prestasi. Kebaikan yang kita lakukan akan menghasilkan kebaikan lebih banyak dan membuat hidup kita bahagia dunia dan akhirat," ujarnya.
Sementara itu acara tersebut juga turut dihadiri oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar selaku anggota dewan penyantun Genius Islamic School, Ketua Yayasan Genius Islamic School Susanto MA, staf ahli Mendikbud Ari Budiman, Walikota Depok Idris, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Miss Indonesia 2018 Alya Nursyahbina. (idr/idr)