Tarif dari Amerika Serikat dan Uni Eropa akan menambah beban perusahaan sebesar US$ 45 juta hingga US$ 55 juta tahun ini.
"Kami berkomunikasi dengan pemerintah agar tarif ini dihapus" kata CEO Matt Levatich seperti dikutip detikFinance dari CNNMoney, Rabu (25/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, saat ini Harley tengah dalam proses memindahkan beberapa produksi sepeda motornya dari Amerika Serikat ke Thailand. Langkah itu direncanakan sebelum kebijakan tarif dimulai.
Namun perusahaan mengatakan rencana pindah ke Thailand menjadi lampu kuning bagi perusahaan setelah Uni Eropa menerapkan pajak 31% untuk sepeda motor sebagai tanggapan terhadap tarif Trump untuk impor baja dan aluminium dari Eropa.
Di tengah kebimbangan tersebut, ada kabar baik untuk Harley (HOG). Perusahaan berhasil membukukan laba kuartal kedua yang lebih kuat dari perkiraan.
Laba perusahaan naik 6%, didukung oleh peningkatan 0,7% dalam penjualan di luar negeri dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017. Keuntungan melampaui perkiraan Wall Street untuk kuartal keenam berturut-turut.
Sementara penjualan di Amerika Serikat turun 6,4% karena orang Amerika membeli lebih sedikit sepeda besar. Penjualan juga turun 3% menjadi US$ 1,71 miliar.
"Pada 2027, Harley berencana untuk menumbuhkan bisnis internasionalnya hingga 50% dan meluncurkan 100 sepeda motor baru agar bisa tetap menguntungkan dan berkelanjutan. Kami akan mengambil tindakan berani yang memanfaatkan kemampuan luas kami dan daya saing yang lebih kompetitif," kata Matt Levatich.
Saksikan juga video 'Ancaman Perang Dagang AS, Jokowi Siapkan Strategi':
(eds/ang)