Mentan Ingin Pabrik Gula Terbesar di Bombana Bisa Tekan Impor

Mentan Ingin Pabrik Gula Terbesar di Bombana Bisa Tekan Impor

Rizki Ati Hulwa - detikFinance
Rabu, 25 Jul 2018 16:40 WIB
Foto: Dok Kementan
Bombana - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya agar swasembada gula tercapai sehingga terlepas dari ketergantungan impor. Pemerintah bekerja sama dengan investor swasta membangun pabrik gula di Bombana, Sulawesi Tenggara, dengan kapasitas 12.000 tcd atau yang terbesar di Indonesia dengan nilai investasinya mencapai Rp 5 triliun.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengatakan pemerintahan Jokowi-JK menargetkan pembangunan pabrik gula sebanyak 10 unit agar volume impor menurun. Impor gula kita sekitar 3,6 sampai 4 juta ton nilainya mencapai Rp 10 triliun.

"Ini yang harus diselesaikan dengan dibangunnya pabrik gula, volume impor turun. Kita membuat grand design untuk pembangunan pabrik gula ke depan yang sistematis seperti jagung, daging ayam dan telur ayam yang sudah ekspor," jelas Amran pada kunjungan kerjanya di Bombana, Rabu (25/7/2028).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amran menjelaskan, pola yang digunakan dalam mewujudkan swasembada gula yakni seperti pengembangan komoditas jagung. Lokasi pabrik gula sendiri dinilai sangat cocok karena berdekatan dengan lahan tanam tebu di Kabupaten Bombana. Pabrik gula tersebut saat ini sudah selesai dibangun, dan tinggal menunggu proses instalasi peralatan dan mesin pabrik.

"Jadi peta jalannya sudah jelas. Caranya adalah agar gula ingin swasembada ke depan dengan tingkatkan luas lahan, produktivitas, rendemen, kemudian bagaimana pabriknya. Nah ini yang harus diperhatikan," ujarnya.


Sejak awal Kementerian Pertanian merancang pembagunan pabrik gula di seluruh Indonesia, terdapat 28 investor yang berminat. Pabrik gula sudah dibangun di 6 lokasi yakni di Sumatera Selatan, Lampung, Dompu, dan Jawa Timur dan yang di Bombana merupakan lokasi yang ke 6. Bahkan sudah ada lagi cikal bakal untuk dibangun pabrik gula di daerah lainnya.

"Kita siapkan lahan melalui kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemudian investor kita permudah, jadi 28 investor kita kawal. Alhamdulillah di Bombana ini sudah 40 tahun lebih diinginkan bangun pabrik gula dan baru hari ini ada tanda-tanda dan mulai April 2018 ini, pengiriman peralatan sudah jalan dan April tahun depan sudah mulai berjalan penggilingan," beber Amran.

Lebih lanjut Amran menekankan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, agar memberikan ruang yang sebesar-besarnya untuk petani menjadi plasma. Kemudian, dalam pembangunan pabrik gula ini kata kuncinya adalah tingkatkan produktivitas. Rata-rata produktivitas tebu nasional 60 sampai 70 ton per ha dengan rendemenya 8 persen.

"Tapi mulai sekarang akan ditingkatkan produkvitasnya menjadi 100 ton per ha dengan rendemen 10 persen. Untuk mewujudkan ini, kami melibatkan ahli dari India, IPB, Unhas dan ahli dari Kementan, semua berkumpul membuat rancangan percobaan penelitian," ujarnya.

"Bahkan yang teknologi dari Australia mampu menghasilkan tebu 140 ton per hektar. Kita gunakan pabrik dan teknologi budidaya tebu yang modern, semua modern," sambung Amran.

Amran menyebutkan luas lahan tebu seluruh Indonesia mencapai 400 sampai 500 ribu hektar. Jika tiba-tiba produktivitasnya naik menjadi 100 ton per hektar, artinya produksi gula juga bisa naik tajam.

"Ini baru naikkan produktivitasnya. Yang kedua, kita naikkan rendemen minimal 10%, produksi gula pun akan meningkat," sebutnya.

Dalam kunjungan kerja di Bombana ini, Amran juga melakukan panen padi dan menggenjot pengembangan budidaya kelapa. Bantuan Kementan di Bombana di tahun 2018 berupa pengembangan kedelai 50 hektar, padi ladang 250 hektar, jagung hibrida 525 hektar, rehabilitasi jaringan irigasi 1.000 hektar, pembangunan embung 3 unit, hand traktor 20 unit dan inseminasi buatan 600 ekor.

"Bantuan kami tambah, hand traktor tambah lagi 20 unit. Bantuan juga untuk jagung 15 ribu hektar berupa benih dan pupuk, bantuan kapur 30 hektar satu sampai dua minggu terkirim, bibit kelapa unggul 40 ribu pohon dan antuan juga berupa tenaga pendamping ternak," ucap Amran.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Bombana Tafdil mengatakan bahwa desanya memiliki kebutuhan padi sebanyak 35.000 ton dan saat ini sudah swasembada dan surplus menjadi 54.000 ton. Hal ini bisa terjadi karena program upaya khusus (Upsus) dari Kementan dengan pembantuan pupuk, bibit yang bagus sehingga meningkatkan produksi petani.

"Program Upsus Kementan ini mampu tingkatkan produksi petani," ujarnya.

Mengamini hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kab. Bombana Andini Nur Alam mengatakan bahwa untuk optimalisasi potensi lahan sawah di Bombana ini, dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) yang didapatkan dari bantuan pemerintah. Alsintan tersebut dapat meningkatkan produksi petani sebesar 50%.

Ia juga mengatakan bahwa padi merupakan produk unggulan yang ada di Desa Biru, Bombana dengan lahan 150 hektare yang akan dipanen seluas 50 hektare.

Hadir pada kunjungan ini, Asisten Teritorial TNI AD, Mayjen TNI Supartodi, Anggota Komisi IV DPR RI, Umar Arsyal, dan Bupati Bombana, Tabil. (idr/idr)

Hide Ads