Rugi Garuda Turun 58% Jadi Rp 1,67 T di Semester I-2018

Rugi Garuda Turun 58% Jadi Rp 1,67 T di Semester I-2018

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 30 Jul 2018 17:45 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Upaya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengurangi kerugian mulai menunjukkan perbaikan. Rugi bersih maskapai pelat merah ini berkurang 58%.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury menjelaskan, rugi bersih Garuda Indonesia di semester I-2018 sebesar US$ 116,857 juta atau setara Rp 1,67 triliun (kurs Rp 14.300). Kerugian itu turun 58,8% dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 283,8 juta.

Penurunan rugi bersih itu disebabkan juga adanya kenaikan pendapatan operasional sebesar 5,9% menjadi sekitar US$ 1,99 miliar. Angka itu setara dengan Rp 28,58 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi hampir Rp 29 triliun. Kalau kita lihat perusahaan Indonesia tidak banyak, kalau BUMN mungkin hanya lima yang dapat pendapatan mencapai US$ 2 miliar di pertengahan tahun," tuturnya di kantor Garuda Indonesia Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (30/7/2018).


Garuda Indonesia juga berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 0,3% menjadi US$ 2,1 miliar. Meskipun di semester I tahun ini ada tantangan dari kenaikan biaya bahan bakar avtur sebesar 12% dan adanya depresiasi nilai tukar.

"Jadi pertumbuhan revenue kita sekitar 6% dan profit tax 4%. Kalau dikeluarkan depresiasi rupiah, tax revenue 9% total revenue 12%. Jadi harusnya tumbuh lebih besar lagi.


Pahala menambahkan, biasanya bagi maskapai semester I lebih berat dari semester II. Namun karena adanya libur Lebaran yang lebih panjang dan adanya musim Haji, Garuda Indonesia berhasil menerbangkan penumpang sebanyak 18,7 juta. Angka itu tumbuh 8,3%.

"Sedangkan untuk Haji kita sudah angkut sekitar 107 ribu jamaah," tambahnya.


Saksikan juga video 'Kali Kelima Garuda Indonesia Raih Gelar World's Best Cabin Crew':



(ara/ara)

Hide Ads