Rapat dimulai pukul 11.00 WIB. Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri ikut dalam rapat.
"Melanjutkan ratas lalu pada hari ini akan dibahas strategi kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa kita agar daya tahan ekonomi kita makin meningkat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global," ujar Jokowi saat membuka ratas di Istana Bogor, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ratas sebelumnya saya minta mandatori pemakaian Biodiesel segera dijalankan. Saya minta update-nya karena data yang saya terima berpotensi menghemat besar sekali. Saya juga minta evaluasi detail impor barang yang tak strategis, yang kita stop dulu atau kurangi atau hentikan," kata Jokowi.
"Dan peningkatan kandungan dalam negeri yang 2 tahun lalu kita bicarakan tapi implementasinya ada yang masih setengah-setengah. Dan mendorong pertumbuhan industri barang substitusi impor. Kita juga harus memiliki strategi detil produk apa saja yg harus diperkuat dan fokus melihat kendala eksportir di negara yg jadi tujuan," lanjutnya.
Saat membuka ratas, Jokowi juga menekankan dengan tegas soal melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Dia meminta agar para menteri serius menangani masalah tersebut.
"Situasi negara saat ini butuh dolar. Karena itu saya meminta seluruh kementerian/ lembaga betul-betul serius. Tidak ada main-main menghadapi ini. Saya nggak mau lagi bolak-balik rapat tapi implementasi berjalan dengan baik," tegas Jokowi.
Sejumlah menteri juga hadir dalam ratas di antaranya Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menhub Budi Karya Sumadi, Menkum HAM Yasonna Laoly, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri KLHK Siti Nurbaya, Dirut PLN Sofyan Basir dan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Saksikan juga video 'Jokowi Minta Eksportir Lapor Jika Izin Birokrasi Dipersulit':
(nkn/ang)