Yuk Siapkan Dana Pensiun (1)

Yuk Siapkan Dana Pensiun (1)

Stanley Christian - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Sabtu, 04 Agu 2018 08:16 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pernahkah terbesit dalam benak kita bahwa kita akan mengalami masa pensiun dan menghabiskan waktu dengan seperti apa? Sebagian dari kita mungkin masih abai akan hal ini, karena merasa pensiun masih lama, jadi tidak penting bila dibahas dari sekarang.

Mungkin kita juga belum sadar bahwa ada Fakta yang menunjukkan sekitar 70% pekerja atau 7 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Uang mereka tidak cukup membiayai kebutuhan di hari tua.

Saat bekerja sejahtera tapi saat pensiun kebalikannya. Maka wajar, banyak pekerja masih ingin bekerja lagi di masa pensiun tiba. Bekerja, bekerja, bekerja terus, entah hingga kapan? Apakah kita ingin termasuk menjadi bagian 70%?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kita harus menyadari bahwa kita tidak selamanya bisa produktif. Saat kita masih muda, kita memiliki banyak waktu dan tenaga untuk bekerja dengan maksimal hingga bisa mengumpulkan pendapatan.

Namun hingga waktunya tiba, kita tidak bisa melakukan hal demikian di waktu pensiun. Maka sudah sewajarnya kita mulai sadar akan pentingnya masa produktif saat ini, untuk mempersiapkan masa pensiun nanti.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, kapan waktu yang tepat untuk mempersiapkan dana pensiun? Jawabannya adalah ketika menerima gaji pertama, itulah saat yang tepat kita mulai menyiapkan dana pensiun.

"Tapi sekarang sudah usia 30 tahun, jadi bagaimana?" jawabannya adalah "mulailah sekarang juga." Sejak awal bekerja, seharusnya kita sudah mulai mempersiapkan dana pensiun, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan tenang dan nyaman.

Berikut hal-hal yang bisa mulai kita lakukan dari sekarang untuk menyiapkan dana pensiun:

Pengeluaran yang Cermat
Salah satu kunci keberhasilan dalam perencanaan keuangan dalam hal ini dana pensiun adalah dapat membuat rincian pengeluaran yang cermat yaitu cerdas dan hemat. Mungkin terdengar klise bahkan sepele, namun memiliki kebiasaan mencatat pengeluaran adalah hal yang tepat untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Dengan mencatat kita lebih sadar besaran nominal pengeluaran kita dibanding hanya mengingat berapa besar pengeluaran. Misalkan anda ditanya, berapa besar pengeluaran anda untuk hangout di coffee shop atau makan di luar dalam sebulan. Kemungkinan besar anda akan lama menjawabnya dan tidak bisa dengan pasti menyebut nominalnya.

Nah, bila kita memiliki catatan, maka kita sudah tahu kebiasaan kita setiap bulan menghabiskan berapa untuk jajan tersebut. Dari sini kita bisa mulai pelajari kebiasaan yang menjadi potensi boros di kemudian hari.

Biaya pengeluaran yang tidak dicatat seringkali membuat kita lupa diri dan akhirnya menguras tabungan atau gaji di akhir bulan. Solusinya, siapkan segala catatan untuk membuat perincian biaya pengeluaran.

Apakah Anda sadar, misalnya saja kalau kita menghabiskan uang senilai Rp 50 ribu untuk biaya makan siang berarti kita menghabiskan Rp 250 ribu dalam seminggu? Ini bukan berarti Anda tidak boleh sesekali makan mewah, namun pikirkan juga bahwa kita memiliki tujuan keuangan di masa depan, yaitu pensiun.

Selain mencatat pengeluaran seperti di atas. kita juga bisa menerapkan gaya hiudp yang sederhana. Seperti membawa bekal makan siang atau membeli makan siang dengan harga yang lebih terjangkau. Ternyata dari hal-hal kecillah kita bisa berhemat dan membuat keuangan menjadi lebih stabil.

Lunasi Utang
Siapa yang tidak mempunyai utang? Jarang sekali kami jumpai seseorang yang hidup tanpa utang. Utang seolah sudah menjadi bagian hidup saat ini.

Lihat saja banyak sekali aplikasi atau platform yang menawarkan pinjaman hanya dengan modal KTP. Belum lagi utang dari kartu kredit yang tidak pernah berhenti.

Utang yang tidak terkontrol bisa menjadi bagian dari kecerobohan finansial kita di masa lalu dan pastinya akan membuat kita harus mengangsur utang di masa kini. Bisa kita jumpai seseorang yang sudah masuk masa pensiun namun masih harus berurusan dengan utang. Miris bukan?

Utang bisa menjadi masalah dan momok bagi banyak orang. Bahkan bagi sebagian orang generasi Baby boomer berutang adalah hal yang tabu untuk dilakukan. Akibatnya mereka takut untuk berutang.

Sementara ada sebagian lain dari orang yang justru gemar berutang. Itulah pentingnya untuk anda bisa belajar mengelola utang yang baik dan benar.


Dan hal ini bisa dilakukan dan didapat dari kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia https://ow.ly/NbPy30gC3Dy atau tim AAM & Associates https://ow.ly/pxId30gC3BB.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan info http://bit.ly/CPM0718 dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksa Dana, info http://bit.ly/WRD0718.

Selain itu, atas permintaan banyak orang maka kami juga mengadakan workshop 1 hari tentang Property cara memilih dan berbisnis sewa-sewaan property, info bit.ly/PROP0818.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning di July ini info http://bit.ly/BFP0718, dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Agustus info http://bit.ly/INFP0818 dan http://bit.ly/ADFP0818.

Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com. Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan.

Utang sendiri sebenarnya ada beberapa jenis utang, pertanyaanya adalah utang mana yang harus sudah anda lunasi menjelang pensiun tiba? Nah hal ini yang akan kita bahas di artikel sambungan berikutnya. Tungguin yuk.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads