IMIP yang juga mengelola sistem perekrutan di kawasan ini akan terus menambah jumlah karyawan lokalnya. Ditargetkan jumlah karyawan lokalnya hingga akhir tahun mencapai 30 ribu orang.
"Karena masih ada beberapa perusahaan yang investasi di sini, kami butuh banyak tenaga kerja. Selain itu mereka juga dipersiapkan untuk menggantikan TKA di bagian operator," kata Manajer Sumber Daya Manusia IMIP Achmanto Mendatu di Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (7/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikFinance berkesempatan untuk membuktikan hal itu. Benar saja, hari ini ada ratusan orang yang berkumpul dalam satu aula besar untuk melakukan interview.
"Mereka ini berasal dari wilayah setempat. Perekrutan ini dilakukan setiap hari sejak 2015," tambahnya.
Para pelamar ini dibedakan menjadi tiga kategori, yakni kategori yang tidak memiliki keahlian, pelamar yang memiliki keahlian dan pelamar tenaga ahli.
"Yang non skill nanti kita latih, kalau yang sudah punya skill misalnya dia sudah bisa operasikan alat berat itu tidak perlu ijazah perguruan tinggi. Nah untuk tenaga ahli ini yang kita kesulitan," ujar Datu.
Selain itu, IMIP juga membuka lowongan melalui aplikasi lowongan online maupun melalui iklan di media cetak. Namun jumlahnya tidak banyak.
"Mungkin 99,9% itu karyawan lokal berasal dari sini. Setiap bulan mungkin 10-20 orang rekrutan dari situ, karena melalui itu kita mencari tenaga ahli," tambahnya.
Untuk gaji sendiri, Datu enggan membocorkan kisarannya. Namun dia memastikan bahwa gaji pokok yang diterima lebih dari UMS (Upah Minimum Sektoral) di wilayah Morowali sekitar Rp 2,9 juta.
CEO IMIP Alexander Barus sebelumnya juga menegaskan, bahwa kisaran gaji antara karyawan lokal dengan TKA China relatif sama. Namun selayaknya TKA lainnya, TKA China di tempat ini juga mendapatkan tunjangan kejauhan.
"Jadi sama gaji mereka. Cuma TKA ini mereka seminggu lembur juga, jadi pemasukannya kelihatan lebih besar," tuturnya.
Baca juga: Mengintip Mes TKA China di Morowali |