"Peningkatan bongkar muat mulai dari segmen peti kemas, barang non-peti kemas, dan LNG (liquified natural gas/gas alam cair). Serta juga karena meningkatnya total jumlah kunjungan kapal pada pelabuhan-pelabuhan yang dioperatori Pelindo III pada tujuh provinsi di Indonesia," kata CEO Pelindo III Ari Askhara, pada jumpa pers di The Atjeh Connection, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Berdasarkan data Pelindo III, peningkatan bongkar muat peti kemas tumbuh 6% year on year (yoy) dari 2,23 juta boks atau setara 2,75 TEUs dibandingkan per Juli tahun 2017, menjadi 2,35 juta boks atau setara 2,92 juta TEUs per Juli tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya, pada bongkar muat barang dalam satuan meter kubik juga terjadi peningkatan dari 1,33 juta meter kubik per Juli 2017 menjadi 1,75 juta meter kubik pada periode yang sama atau meningkat 32% yoy. Peningkatan didapat dari adanya barang-barang project cargo, komoditas kayu masak dan kayu lapis, serta alat-alat berat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Emas Semarang.
Bahkan, peningkatan signifikan tercatat pada bongkar muat komoditas LNG dari 3,89 juta MMBtu per Juli tahun 2017 menjadi 5,51 juta MMBTU atau melonjak 42% yoy. Peningkatan tersebut mendorong Pelindo III siap berekspansi menggarap pasar layanan bongkar muat energi.
"Pelindo III berekspansi mengoperasikan tank farm di Pelabuhan Benoa Bali, Tanjung Perak Surabaya, dan Tanjung Emas Semarang. Melalui lini usaha Pelindo Energi Logistik (PEL) melakukan sinergi BUMN dengan PP Energi sebagai kerja bersama menekan biaya logistik distribusi energi nasional, terutama yang ramah lingkungan seperti LNG," tambah Ari.
Selanjutnya, meski kunjungan kapal yang tercatat 23.307 unit per Juli tahun ini hanya tumbuh tipis 1% yoy. Namun seiring tren ukuran kapal yang semakin besar, secara bobot total kapal yang sandar meningkat hingga 14% yoy atau dari 86,6 juta gross ton per Juli tahun 2017 menjadi hingga 98,3 juta gross ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan jika dilihat dari pendapatan, pendapatan hingga Juli 2018 tercatat sebesar Rp 5,413 triliun. Capaian ini naik 10% jika dibandingkan tahun lalu dimana periode Januari-Juli 2017 perseroan mengantongi pendapatan Rp 4,931 Triliun. (idr/hns)