Demikian dikutip dari keterangan Bahana Sekuritas, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Anjloknya nilai tukar rupiah lebih dalam dibandingkan mata uang negara Asia Tenggara lainnya seperti ringgit Malaysia, peso Filipina, baht Thailand, dan dong Vietnam yang tidak lebih dari 0,5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri pernah mengibaratkan fenomena ini sebagai 'Animal Spirit' atau ketika langkah satu negara mempengaruhi negara lain yang tampaknya serupa tetapi bisa berbeda. Hal ini sangat bisa dimengerti, mengingat pada tahun 2013 rupiah baru saja dikelompokkan dengan mata uang Turki yang disebut 'berbahaya' karena paling rentan terhadap arus keluar alias outflow.
Namun, investor panik setelah melihat defisit transaksi berjalan Indonesia saat ini menjadi 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun ini.
Pengetatan impor dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia yang diperkirakan sekitar 2,2% dari PDB untuk sepanjang tahun ini. Ini merupakan angka yang sangat bagus dibandingkan dengan CAD tahunan Turki yang diperkirakan melonjak melampaui 5%.
Baca juga: Mata Uang Turki Anjlok 66% Sejak Awal 2018 |
Saluran perdagangan Indonesia ke Turki berjumlah $ 620 juta untuk lima bulan pertama tahun ini atau 0,8% dari total ekspor Indonesia. Adapun sebagian besar dalam bentuk tekstil, serta komoditas pertanian seperti karet dan hewan/minyak sayur.
Dengan kondisi demikian, suku bunga acuan BI diprediksi tetap pada 5,25%. Namun juga ada tren kenaikan bunga acuan di tengah ketidakpastian.
Saksikan juga video ' Penyebab Rupiah dan Mata Uang Dunia Melemah ':
(ara/dna)