"Ekspor kita masih nggak berubah, Tiongkok pertama, kedua AS, dan ketiga Jepang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018).
"Khusus China, komoditas utama bahan bakar mineral, lemak hewan nabati. Kita tahu gabungan dari negara ini mencapai 36%, ketergantungan kita kepada 3 negara ini sangat besar," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Neraca Dagang RI Defisit (Lagi) US$ 2 Miliar |
"Industri pengolahan MtM dan YoY pertumbuhannya tinggi. Bulanannya naik 37,84%. Komoditas yang naik minyak kelapa sawit, pakaian jadi, besi baja, sementara YoY naik 15,13% karena besi baja, kimia, dan logam dasar," tambahnya.
Ekspor sektor pertambangan naik 7,27% secara bulanan, naik signifikan 44,64% secara tahunan. Ekspor Indonesia secara kumulatifnya Januari-Juli mencapai US$ 104,24 atau naik 11,35%.
"Menurut sektor, pertanian negatif, jadi secara umum ekspor kita Januari-Juli 2018 tumbuh menggembirakan, terutama tambang dan industri pengolahan," jelasnya.