Apa alasan BI menaikkan suku bunga acuannya?
"Pertemuan RDG bulan ini memang diwarnai berbagai perkembangan global maupun domestik," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi Jadi 5,5% |
Dari luar negeri, BI mencermati dampak krisis ekonomi yang dialami Turki. Krisis tersebut telah memberi sentimen negatif bagi ekonomi dunia termasuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Hal itu tercermin dari jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bila ditarik dari awal tahun telah mencapai 7% lebih.
"Global kita cermati di Turki maupun domestik, berbagai indikator ekonomi termasuk perkembangan dari sisi neraca pembayaran," tambah Perry.
"Akhir-akhir ini ketidakpastian ekonomi global semakin tinggi akibat Turki yang disebabkan kerentanan ekonomi domestik otoritas di Turki dan meningkatnya ketengangan Turki dengan AS," sambungnya.
Selain krisis Turki, BI juga mencermati perkembangan suku bunga acuan AS yakni fed fund rate (FFR).
"BI terus mencermati dan waspadai risiko dari sisi eksternal tersebut baik bunga FFR ketegangan perdagangan maupun yang terjadi di turki termasuk ke mungkinan dampak rambatan yang terjadi di Turki tersebut," tandas dia.
Saksikan juga video ' Soal Imbas Krisis Turki, Sri Mulyani: Ekonomi RI Kita Jaga ':
(dna/ang)