Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH. Saragi mengatakan pembebasan lahan tersebut ditarget bisa selesai pada September mendatang. Hal tersebut guna menjamin penyelesaian konstruksi fisik bisa dilakukan pada akhir 2018.
"Target penyelesaian tanah seharusnya Januari kemarin. Tapi tertahan, mundur ke Juni dan dari hasil rapat dengan PPK terakhir, disepakati harus selesai September ini," katanya saat ditemui di lokasi proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda, Balikpapan, Kamis (16/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di seksi 4 keterlambatan agak banyak karena akses jalan tol kan lebar, ROW (Right of way) nya hanya 40 meter. Sehingga jalan tol dari Balikpapan ke Samarinda ROW nya harus 60 meter. Sesuai spesifikasi yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Lahan yang belum bebas tersebut pun menimbulkan deviasi pada realisasi progres konstruksi terhadap kontrak. Pada ruas investasi saja (seksi 2, 3, dan 4), deviasi mencapai -2,4% terhadap kontrak.
Hal lainnya yang menjadi tantangan dalam pembangunan tol ini adalah adanya tipe lahan yang lunak. Penerapan sejumlah teknologi konstruksi pun dilakukan sebagai solusi.
"Jadi 1/3 dari tanah yang investasi adalah tanah lunak. Kita antisipasi dengan kita replace tanahnya. Ada penananganan geo tekstil, minipile, airnya dipompa semacam divakum. dan jika kondisi tanahnya lunak sampai dalam (40 meter), kita ganti dengan pile slab," kata Saragi.