Ini Capaian Kinerja Kementan Jelang 4 Tahun Jokowi-JK

Ini Capaian Kinerja Kementan Jelang 4 Tahun Jokowi-JK

Raras Prawitaningrum - detikFinance
Sabtu, 18 Agu 2018 20:26 WIB
Foto: Kementan
Jakarta - Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, mengatakan bidang pertanian telah memberikan dampak yang signifikan terkait peningkatan produksi yang berdampak bagi kesejahteraan petani menjelang empat tahun pemerintahan Jokowi dan JK.

Bahkan peningkatan produksi pertanian saat ini diklaim yang paling tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Peningkatan produksi pertanian sebagai dasar mewujudkan ketahanan pangan menunjukan progres yang sangat signifikan. Bahkan pertambahan penduduk yang cukup besar tidak membuat ketahanan pangan kendor, yang terjadi malah produksi padi dan jagung meningkat. Begitupun komoditas strategis lainnya," ujar Kariyasa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Dia juga berpendapat kinerja sektor pertanian era Jokowi-JK juga menghasilkan peningkatan ekspor dan investasi pertanian.

Kariyasa menyebut ekspor pertanian pada 2017 mencapai Rp 441 triliun, naik 24% dibandingkan 2016 yang hanya Rp 355 triliun. Sementara investasi pertanian mencapai Rp 45,90 triliun pada 2017, atau naik 14% per tahun dari 2013 hingga 2017.

"Di tengah lesunya ekspor Indonesia, justru volume dan nilai ekspor sektor pertanian meningkat dan Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan produk pertanian. Begitupun pertumbuhan investasi pertanian. Ini menjadi catatan penting dalam sejarah," jelas Kariyasa.



Sebagai informasi, survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Triwulan II Tahun 2018 menyatakan kontribusi pertanian pada laju partumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 13,63 %. Data ini menunjukkan industri pertanian ada di posisi teratas kedua setelah industri pengolahan.

Data yang diterbitkan BPS tersebut mencatat seluruh lapangan usaha tumbuh positif sepanjang kuartal II 2018. Tercatat bahwa pertumbuhan tertinggi ditempati sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan angka pertumbuhan 9,93% dibandingkan kuartal pertama 2018.

Angka pertumbuhan ini berhasil diraih karena produksi terus meningkat seiring berlangsungnya masa panen raya untuk beberapa komoditas di beberapa subsektor. Misalnya hortikultura dan perkebunan dengan pertumbuhan masing-masing 22,86% dan 26,73%.

Peningkatan produksi tersebut juga menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan pangan di tengah pertumbuhan penduduk Indonesia. BPS memproyeksi penduduk Indonesia pada 2018 berjumlah 265 juta jiwa, meningkat 12,8 juta jiwa dibanding 2014.

Namun kebutuhan konsumsi beras juga bertambah yakni sebesar 1,7 juta ton selama 2014-2018. Jumlah ini setara dengan produksi 2,82 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Berdasarkan data BPS, produksi 75,36 juta ton GKG naik 6,37 persen dibandingkan 2014 yang hanya 70,84 juta ton. Produksi padi pada 2016 pun terjadi kenaikan yakni 79.35 juta ton dan tahun 2017 juga terjadi kenaikan sebesar 81,16 juta ton meningkat 14,42%.

Peningkatan juga terjadi pada komoditas jagung. Pada 2017 produksi jagung mencapai 29,86 juta ton dan naik 52,17% dibandingkan 2014. Produksi komoditas bawang merah pada 2017 mencapai 1,47 juta ton dan naik sebesar 18,79% dibanding 2014. Sedangkan produksi komoditas cabai pada 2017 mencapai 2,38 juta ton dan meningkat sebesar 27,09% dibanding 2014.

Begitu pula bidang protein hewani yang mengalami peningkatan. Produksi daging sapi pada 2017 mencapai 531,8 ribu ton dan meningkat 6,85% dibanding 2014. Produksi daging ayam juga meningkat menjadi 2,26 juta ton pada 2017 dan meningkat 16,40% dibanding 2014. Produksi telur meningkat menjadi 2,11 juta ton pada 2017 dan meningkat 20,21% dibanding 2014.

Dampak positif terhadap kinerja pertanian juga terlihat pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NUTP) pertanian sempit (tidak termasuk perikanan) dari tahun ke tahun sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani. Dari tahun 2014 hingga Juni 2017, NTUP mengalami peningkatan yang sangat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menjadi 111,47. (mul/ega)

Hide Ads