Alpukat Daerah Tertinggal Jadi Suguhan Atlet Asian Games 2018

Alpukat Daerah Tertinggal Jadi Suguhan Atlet Asian Games 2018

Nabilla Nufianty Putri - detikFinance
Senin, 20 Agu 2018 11:59 WIB
Foto: Kemendes PDTT
Jakarta - Para atlet Asian Games 2018 disuguhkan dengan buah Alpukat jenis tanjung dari daerah tertinggal di Sumatera Barat. Buah tersebut merupakan produksi asli dari Desa Girimaju, Nagari Kotabaru, Kabupaten Pasaman Barat.

"Pasaman Barat ini masuk dalam kategori daerah tertinggal. Namun ternyata potensinya luar biasa. Kami ingin lebih memperkenalkan buah-buahan mereka, khususnya buah tropis, kepada para atlet dan tamu kita di momen Asian Games ini," kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Samsul Widodo, dalam keterangan tertulis (20/8/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Soft Launching Expo and Conference Asian Games 2018 di Jakarta, Minggu (19/8), Samsul menambahkan, potensi besar ini perlu terus dipromosikan.

Apalagi, kata dia, produksi hariannya bisa mencapai dua sampai tiga ton. Sehingga jumlah produksi tersebut akan menambah permintaan stok buah alpukat asli daerah yang dipasarkan melalui Regopantes.com.

"Ke depan kami ingin mengembangkan pasta alpukat. Yang terpenting harus ada yang menampung dan siap memasarkan. Setelahnya kita akan bantu mesin pengolahannya," lanjutnya..

Ia melanjutkan, konsep Smart Farming juga akan diterapkan untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk di daerah tertinggal.

Konsep tersebut memanfaatkan kecanggihan teknologi bidang pertanian seperti pengukuran debit air secara real time, penggunaan sensor cuaca secara real time, serta sistem pengenalan hama dan gangguan alam. Bahkan, akan didukung dengan penggunaan pesawat tanpa awak (drone) kedalam pemetaan teknologi tersebut.

"Nantinya semua akan bisa diakses melalui telepon genggam melalui aplikasi pintar. Untuk proyek percontohan awal akan kami lakukan di Bombana dan Situbondo," ungkapnya.


Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bersama di Nagari Kotobaru, Usnil Amri mengungkapkan bisa mempromosikan alpukat tanjung kepada para atlet Asian Games 2018 menjadi kebanggaan tersendiri bagi daerahnya. Dengan keistimewaannya, Amri meyakinkan jika alpukat tanjung ini tidak hanya sekadar besar secara ukuran, melainkan juga besar secara nutrisi.

"Tentu jadi kebanggaan bagi kami bahwa produk unggulan dari daerah kami akan diperkenalkan kepada para atlet dan kedutaan besar. Ini tentu bisa membawa produk kami lebih mendunia. Makan alpukat ini saya jamin setelahnya langsung bertenaga," kata Amri.

Amri menyiapkan tiga opsi, yakni alpukat original, alpukat dengan taburan kopi, dan alpukat dengan taburan gula jawa. Bahkan, ia akan membagikan potongan alpukat tanjung kepada para atlet dan tamu lainnya secara gratis. Meski tidak menjual di lokasi, dirinya siap jika ada pesanan dalam jumlah besar.

"Alpukat tanjung di Pasaman Barat setiap hari selalu panen. Jumlahnya minimal bisa mencapai 2,5 ton. Total lahan yang ditanami ada 1.500 hektare dan punya petani lokal. Kalau pas lagi musimnya, sehari bisa minimal 10 ton," sambungnya.

Ia melanjutkan, dengan intensitas perawatan, pemupukan, dan pembersihan tanaman, membuat alpukat dari Pasaman Barat menjadi istimewa. Ketekunan perawatan tersebut sudah dimulai sejak 2013, dengan demikian, pohon alpukat selalu memiliki bunga baru meski baru saja dipanen. Bahkan, harganya pun terus meningkat mulai 2015 lalu.

"Buahnya besar, seratnya halus, ada rasa mentega, susu, dan keju. Sudah dipasarkan hingga ke Tanah Tinggi, Jakarta, Palembang, Jambi, dan Medan. Kami bahkan sudah menembus pasar Singapura dan Malaysia," sambungnya.

Dengan didampingi perwakilan kedutaan besar masing-masing negara, para atlet Asian Games 2018 akan diajak untuk mengunjungi Expo and Conference Asian Games 2018. Selain itu, para alumni pertukaran pemuda di India, Australia, Thailand, dan Belanda juga akan meramaikan kegiatan ini.

Selain Alpukat Tanjung, Kopi Bondowoso serta salak gula pasir dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan juga disediakan oleh booth Kemendes PDTT. Kondisi serta kegiatan yang dilakukan di perkebunan buah tropis melalui teknologi virtual reality, dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh pengunjung. Expo ini akan berlangsung sampai 29 Agustus 2018 di halaman kantor Kemenpora. (mul/ega)

Hide Ads