Genjot Produksi Cabai di Jateng, Kementan Beri Bantuan Rp 68,4 M

Genjot Produksi Cabai di Jateng, Kementan Beri Bantuan Rp 68,4 M

Robi Setiawan - detikFinance
Selasa, 21 Agu 2018 11:59 WIB
Foto: Erliana Riady
Jakarta - Komoditas bawang merah dan aneka cabai merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi yang tidak dapat disubstitusi dengan komoditas lain. Dirjen Hortikultura, Suwandi mengatakan bahwa dalam rangka mendukung pengembangan bawang merah dan aneka cabai di Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan dukungan APBN Tahun Anggaran 2018 sebesar 1.080 hektare untuk bawang merah atau senilai Rp 43,2 miliar dan 2.280 hektare untuk aneka cabai atau senilai Rp 68,4 miliar.

"Kementan memberikan dukungan berupa bantuan benih dan sarana produksi. Untuk teknologi budidaya, di antaranya kami merekomendasikan penggunaan sungkup plastik atau rain shelter sebagai antisipasi penanaman bawang merah dan aneka cabai pada saat musim hujan," jelas Suwandi dalam keterangan tertulis, Selasa (21/8/2018).


Menurut Suwandi, dengan penanaman yang dapat dilakukan sepanjang tahun, ketersediaan bawang merah dan cabai diharapkan aman sehingga harga stabil sepanjang tahun. Dia mencatat per 19 Agustus 2018, terpantau harga bawang merah di Jawa Tengah di tingkat petani stabil sebesar Rp 10 hingga Rp 15 ribu per kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu pun harga komoditas lainnya stabil, yakni harga cabai rawit merah Rp 14 sampai Rp 19 ribu dan cabai merah keriting Rp 14 sampai Rp 17 ribu," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti mengatakan, Jawa Tengah mempunyai potensi lahan untuk pengembangan bawang merah dan aneka cabai. Jawa Tengah merupakan produsen bawang merah terbesar di Indonesia dengan produksi pada 2017 sebesar 476.337 ton atau memberikan kontribusi 32% terhadap produksi nasional bawang merah.

"Adapun produksi cabai besar sebesar 195.570 ton dan cabai rawit 148.139 ton. Produksi ini memberikan kontribusi terhadap produksi nasional cabai besar 16% dan cabai rawit 13%," ungkap Yuni.



Yuni mengungkapkan, untuk ketersediaan bawang merah, produksi Jawa Tengah sudah mampu mencukupi kebutuhan lokal. Bawang merah dan aneka cabai dari Jawa Tengah juga dipasarkan untuk memasok Pasar Induk Kramat Jati.

Bahkan pada beberapa tahun ini, bawang merah dari Jawa Tengah juga sudah diekspor, di antaranya ke Thailand dan Singapura. "Hal ini menjadi bukti bahwa bawang merah Jawa Tengah mampu menjadi penyangga nasional, bahkan diekspor untuk kebutuhan internasional," jelasnya.

Lebih lanjut, Yuni mengatakan, produksi cabai besar Jawa Tengah adalah yang terbesar kedua setelah Jawa Barat, sedangkan produksi cabai rawit Jawa Tengah adalah yang terbesar ketiga setelah Jawa Timur dan NTB.

Dengan tingginya potensi pengembangan bawang merah dan aneka cabai ini, perlu dukungan pemerintah berupa teknologi budidaya agar produksi dan produktivitasnya semakin meningkat.

"Lokasi sentra pengembangan bawang merah di Provinsi Jawa Tengah berada di Kabupaten Brebes, Demak, Pati, Kendal, Tegal, Grobogan, dan Temanggung. Adapun lokasi sentra pengembangan cabai besar berada di Kabupaten Temanggung, Magelang, Banjarnegara, dan Brebes. Sedangkan lokasi sentra pengembangan cabai rawit di Kabupaten Boyolali, Temanggung, Magelang, dan Brebes," sebutnya.


Saksikan juga video ' Harga Cabai Selangit, Pedagang-Pembeli Menjerit ':

[Gambas:Video 20detik]

(mul/ega)

Hide Ads