Langkah Strategis Kementan Amankan Pasokan Bawang dan Cabai

Langkah Strategis Kementan Amankan Pasokan Bawang dan Cabai

Rizki Ati Hulwa - detikFinance
Senin, 27 Agu 2018 12:48 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Kementerian Pertanian terus berupaya stabilitaskan harga pangan melalui program pengembangan kawasan aneka cabai dan bawang di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Mentan Andi Amran Sulaiman, program ini dinilai sudah sejahterakan petani di Kabupaten Toli Toli, Sulawesi tengah.

Ketua kelompok tani Desa Lalos, Amurulah mengatakan anggota kelompoknya sangat bersyukur dan bahagia mendapat dukungan serta bantuan sarana produksi cabai dari Kementan melalui Dinas Pertanian setempat. Saat ini, baru tanam 6 ribu pohon cabai dengan perkiraan hasil panen mencapai lima ton.

"Kalau kami jual Rp 20 ribu per kilogram, setidaknya kami bisa dapat penghasilan Rp 100 juta sekali panen. Petani di sini semangat menanam cabai karena hasilnya jelas menguntungkan. Setelah cabai, anggota kami juga siap menanam bawang merah untuk mendukung program pemerintah," pungkas Amurulah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara itu Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menjelaskan, kebijakan cabai dan bawang merah nasional ini terfokus pada keseimbangan pasokan bawang merah dan cabai antar pulau. Beberapa kawasan di masing-masing pulau menjadi tumpuan penyediaan kedua komoditas strategis ini sehingga masih terjadi fluktuasi pasokan.

"Langkah pengamanan dan stabilisasi pasokan komoditas strategis tersebut adalah pertama, pengembangan kawasan di luar Jawa melalui ekstensifikasi. Kedua, optimalisasi teknologi pada sentra di Jawa," kata Suwandi di Jakarta, Senin (27/08/2018).

Ketiga lanjut dia, peningkatan kapasitas petani di luar Jawa dan keempat, penggunaan benih biji untuk bawang merah (TSS). Kelima, penajaman manajemen tanam cabai dan bawang merah serta keenam, pembentukan pasar lelang hortikultura di sentra strategis

"Salah satu langkah strategis dalam menjaga harga dan pasokan adalah dengan membangun sistem tata kelola harga dan pasokan yang transparan di tingkat petani dan konsumen dalam wadah pasar lelang," beber dia.


Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Toli Toli, Rustan Rewa mengatakan bahwa luas lahan potensial untuk pengembangan hortikultura di Toli Toli mencapai 52 ribu hektare. Saat ini, baru sekitar 5.400 hektare yang tertanami.

"Masih ada sisa lahan yang siap digunakan seluas 33 ribu hektare. Khusus untuk cabai, baik rawit maupun cabai besar kami siapkan 410 hektare dengan 39 kelompok tani yang siap menanam. Sampai Agustus ini sudah tertanam 106 hektare cabai di Toli Toli," ujar Rustan.

Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang hanya 231 ribu jiwa, kebutuhan konsumsi cabai di Toli Toli sebenarnya cukup 760 ton per tahun atau setara luas sekitar 100 hektare yang artinya saat ini sudah bisa swasembada. Namun karena tuntutan pasar, akan terus diperluas guna mendukung pasokan di wilayah sekitar Toli Toli.

"Selain sayuran dan jahe merah, Toli Toli juga dikenal sebagai sentra penghasil buah buahan seperti durian, sukun dan jeruk yang memasok kebutuhan lokal dan kabupaten sekitarnya di Sulteng," tutur Rustan. (ega/hns)

Hide Ads