Strategi Pengembang Siasati Hantaman Kenaikan Suku Bunga

Strategi Pengembang Siasati Hantaman Kenaikan Suku Bunga

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 28 Agu 2018 16:45 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menambah beban bagi industri properti yang tengah melesu. Tahun ini BI 7 days reverse repo rate sudah naik beberapa kali hingga kini di posisi 5,5%.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono memandang kenaikan suku bunga acuan itu akan menahan permintaan akan hunian. Namun pihaknya akan menyiasati dengan berkolaborasi bersama perbankan untuk memberikan diskon bunga.

"Kami berikan banyak sekali subsidi bunga. Itu siasat kami untuk antisipasi kenaikan suku bunga," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, pihaknya menyambut baik relaksasi kebijakan uang muka pembelian hunian oleh BI melalui penyesuaian loan to value (LTV). Melalui kebijakan itu, BI memberikan keleluasaan bagi perbankan untuk menyalurkan KPR dengan DP hingga 0%.

"Mereka melihat risiko itu bisa lebih lunak dengan LTV. Regulator cukup membantu untuk dukung konsumsi sektor properti ini. Jadi pintar-pintarnya kita saja bisa mem-package produk," tambahnya.



Dia juga menyambut baik sikap OJK yang akan memberikan relaksasi dengan memperbolehkan perbankan memberikan kredit untuk pembelian lahan. Meskipun syaratnya dalam waktu satu tahun sejak kredit cair, lahan tersebut harus sudah mulai dibangun.

"Itu bagus ya menurut kami, tapi itu kan saya rasa untuk perumahan subsidi. Kalau kami land bank sudah cukup, tapi nanti kita lihat," tambahnya.

Intiland sendiri akan menggenjot penjualan properti pada semester II tahun ini . Salah satunya dengan program penjualan Smart Deal Fest.

Melalui program itu, Intiland akan memberikan beberapa promo seperti cicilan panjang, bunga kredit fixed 10 tahun dan diskon spesial. Program ini akan dilakukan mulai 1 September hingga 30 November 2018.

(das/eds)

Hide Ads