Dari sisi industri properti, pelaku usaha disarankan untuk fokus mengembangkan perumahan bersubsidi. Sebab untuk membangun jenis perumahan ini tidak membutuhkan bahan baku impor.
"Pembangunan rumah subaidi ini zero devisa dan almost 100% lokal konten," kata Ketua Kehormatan Real Estate Indonesia (REI), Lukman Purnomosidi dalam acara diskusi Indonesia Housing Creative Forum di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan rumah subsidi ini kan menyebar ke seluruh wilayah, kalau seperti itu penyebaran ekonomi bisa merata," tambahnya.
Lukman menilai, sebenarnya peluang di perumahan bersubsidi cukup besar. Pangsa pasarnya juga masih banyak, seperti para PNS kelas bawah yang bekerja di RSUD, kantor kecamatan, kelurahan.
"Jadi ini demand-nya banyak sebenarnya, bisa dilakukan setiap kecamatan 100 unit rumah. Jadi ini modal yang kuat. Perumahan subsidi ini quick start," terangnya
Sayangnya, minat dari pelaku properti terhadap perumahan bersubsidi belum begitu besar dan merata. Hal itu terlihat dari masih kecilnya penyaluran KPR Subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
"FLPP berapa si realisasinya? Tadi pagi saya baca di koran baru 15 ribu," ujarnya.
Baca juga: Menguat Lagi, Dolar AS Pagi Ini Rp 14.840 |