Dari menguatnya tekanan akan rupiah, jajaran menteri di kabinet kerja Presiden Joko Widodo melakukan rapat pagi ini dan menghasilkan strategi jangka pendek untuk mengatasi pelemahan rupiah dengan skema pengurangan kuota impor dan menggenjot produksi ekspor.
Hal tersebut dijelaskan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Ia menjelaskan pagi ini ia bersama beberapa jajaran menteri, seperti Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Peridustrian Airlangga Hartanto, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Pariwisata Arif Yahya bertemu presiden untuk membahas rencana peningkatan produksi dalam penindakan ekspor yang akan dilaporkan dalam dua hari kedepan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan komoditas yang memungkinkan untuk bisa ditingkatkan produksinya yaitu sumber daya alam seperti hasil tambang dan batu bara. Selain itu Darmin juga menjelaskan, selain tambang juga ada sumber perkebunan yang produksinya bisa ditingkatkan untuk mendorong ekspor.
"Tambang kan ada batu-bara ya kan kemudian ada di SDA yang lain yang menyangkut perkebunan juga ada. Kemudian yang menyangkut industri ada juga manufaktur makanya saya saya yang ditugaskan mendag, menperin, menteri pariwisata dan esdm," ujar dia.
Darmin menjelaskan langkah ini merupakan strategi yang dilakukan dalam jangka pendek untuk mengatasi pelemahan rupiah.
"Ini kan bicara jangka pendek. Mana yang bisa didorong jangka pendek bukan kalau tiga lima tahun lagi. Artinya itu yang harus mereka identifikasi satu per-satu," kata dia.
Saksikan juga video 'Ancaman Perang Dagang AS, Jokowi Siapkan Strategi':