Opsi apa yang harus diambil pemerintah untuk bantu penguatan Rupiah?
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan pemerintah memiliki solusi atau jalan pintas lain untuk bantu menguatkan Rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan saat ini minyak sawit merupakan penyumbang devisa non migas terbesar. Menurut Bhima hambatan bea masukk ke India jadi persoalan yang membuat kinerja ekspor CPO tidak optimal.
"Jika pungutan ekspor direlaksasi sementara daya dorong sawit diharapkan menekan defisit perdagangan dan kuatkan kurs Rupiah," tambah dia.
Bhima menambahkan, relaksasi tersebut bisa diketatkan kembali ketika ekspor sudah mulai stabil jadi pungutan ekspor CPO bisa dikenakan.
"Pemerintah tidak bisa sekedar defensif dengan pengendalian impor tapi juga dipikirkan sisi ekspornya. Itu sama sama mendesak," jelas dia.
Langkah penguatan Rupiah dilakukan karena mata uang garuda terus tertekan dari dolar AS. Hari ini berdasarkan perdagangan Reuters nilai dolar AS tercatat Rp 14.926. Kemudian data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tercatat Rp 14.927.
Keuangan Pertamina Seret, Tapi Harga BBM Kok Terus Ditahan? Simak Videonya: