Harga BBM yang rendah disinyalir menjadi penyebab tingginya konsumsi BBM sehingga mendorong tingginya impor minyak dari luar negeri sehingga menggerus nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menko Polhukam Wiranto turut mengomentari dorongan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah nggak usah didesak. Pemerintah kan sudah tahu apa yang akan dihadapi dan tahu apa yang seharusnya dilakukan"Menko Polhukam Wiranto |
"Sehingga setiap saya mengikuti sidang kabinet terbatas bidang ekonomi selalu memikirkan bagaimana kemampuan ekonomi kita mampu mengatasi berbagai masalah-masalah ekonomi dalam negeri," jelas Wiranto.
Baca juga: Jokowi Beberkan Cara Atasi 'Amukan Dolar AS |
Wiranto menyebut kondisi rupiah tak terlepas dari ekonomi global. Namun dia memastikan pemerintah akan mengatasinya.
"Walaupun kita tidak bisa pungkiri pengaruh ekonomi global tentunya pemerintah selalu ingin mengatasi berbagai macam masalah yang diakibatkan pengaruh ekonomi global," ucap Wiranto.
Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menjelaskan saat ini yang menjadi perhatian utama adalah current account deficit (CAD). Menurut dia salah satu sumber defisit yang besar adalah dari minyak dan gas (migas).
"Untuk menurunkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian juga muncul karena penyelundupan, sebaiknya harga BBM dinaikkan," kata Chatib dalam keterangannya, Selasa (4/9) kemarin.
Simak Juga 'Prediksi PKS, Dolar Tembus Rp 15.00 dan Naik Terus!':