Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah menjelaskan Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter secara penuh mendukung langkah yang ditempuh pemerintah dalam mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan.
"Sementara dalam dinamika harian, Bank Indonesia akan tetap konsisten dan sekuat tenaga untuk melindungi rupiah dari pelemahan yang cepat dan tajam, serta akan terus memastikan pergerakan likuiditas dan efisiensi di pasar valuta asing Indonesia tetap terjaga," kata Nanang di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan mulai menguatnya rupiah tak lepas dari langkah BI yang terus melakukan intervensi di pasar valas dan pasar obligasi.
Ekonom PermataBank Josua Pardede menjelaskan hari ini terjadi penguatan rupiah. Penyebab redanya tekanan rupiah ini terjadi sejak awal perdagangan hari ini karena terjadi pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap sebagian besar mata uang negara maju.
"Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang negara maju seperti Poundsterling dan Euro yang menguat setelah pembicaraan antara pemerintah Jerman dan Inggris yang mendukung soft Brexit," kata Josua.
Dia menjelaskan, dolar AS juga melemah terhadap Yen Jepang dan Franc Swiss setelah data neraca perdagangan AS pada bulan Juli yang tercatat US$ 50,1 miliar melebar dari bulan sebelumnya yang tercatat defisit US$ 45,7 miliar. (kil/ara)